Gubernur Pastikan NTT Bebas PMK, Gugus Tugas Terus Pantau di Pintu Keluar Masuk

- 16 Agustus 2022, 06:38 WIB
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. /Antara/Benny Jahang

LABUAN BAJO TERKINI- Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat memastikan hingga saat ini NTT masih bebas dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang saat ini menyerang ternak di berbagai daerah di indonesia.

Hal tersebut ditegaskan dalam pidato radio jelang perayaan HUT RI ke 77 yang dibacakan Wakil Gubernur Josef Nae Soi pada Senin 15 Agustus 2022.

"Sampai saat ini, NTT masih bebas dari adanya kasus penularan penyakit mulut dan kuku yang menyerang ternak," kata Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat.

Baca Juga: Viral Pernikahan Pengantin di NTT Dibatalkan Pastor, Begini Kronologi Menurut Pengantin Pria

Menurut Gubernur Laiskodat, Pemprov NTT sangat bersyukur karena hingga saat ini provinsi yang ia pimpin masih bebas dari wabah berbahaya tersebut.

Dia juga mengatakan, Pemprov NTT terus berupaya untuk mencegah masuknya wabah PMK dengan menerbitkan Instruksi Gubernur NTT nomor 01/Dinas/2022 tentang pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK) di Nusa Tenggara Timur.

Tak hanya itu, dia juga mengaku, saat ini Pemprov NTT telah membentuk gugus tugas pencegahan PMK di NTT.

"Tim gugus tugas ini melakukan pengawasan rutin di pintu masuk baik laut, darat maupun udara guna mencegah masuknya ternak atau daging mentah olahan yang berpotensi menularkan penyakit PMK di NTT," kata Gubernur.

Ia juga mengatakan Pemerintah di NTT terus gencar melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap para peternak terkait upaya penanggulangan penularan PMK.

Dia menambahkan masyarakat peternak NTT setiap tahun secara terus-menerus berkontribusi memasok kebutuhan daging sapi dan kerbau secara nasional. Rata-rata setiap tahun dikirim 12 juta kilogram daging sapi segar untuk mencukupi konsumsi daging sapi nasional yang masih tergantung pada impor.

Baca Juga: Teten Masduki Dorong Pemulihan UMKM NTT dengan Exotic Tenun Fest

Ia mengatakan pada tahun 2021, Provinsi NTT sebagai daerah pemasok ternak potong telah mengirim ternak sapi ke luar daerah sebanyak 70.942 ekor, kerbau sebanyak 4 ribu ekor, kuda dengan total pengiriman sebanyak 4.607 ekor .

"Sementara realisasi pengiriman ternak pada tahun 2022 pengiriman sapi ke luar NTT telah mencapai 41 ribu ekor," kata Gubernur.

Dia menjelaskan, Pemerintah NTT terus berupaya untuk menjaga populasi dan pengembangan sapi di NTT dengan tidak mengizinkan sapi betina produktif dikirim ke luar daerah.

Menurut dia, untuk sapi pejantan tetap dilakukan seleksi dan pengawasan yang ketat sehingga bibit sapi pejantan berkualitas tetap dipertahankan.

Ia menambahkan, pembangunan peternakan difokuskan pada peningkatan produksi dengan meningkatkan populasi 1,3 juta lebih. Populasi ternak sapi di NTT terus meningkat setiap tahun yaitu pada tahun 2019 populasi ternak sapi di NTT mencapai 1 juta ekor meningkat menjadi 1,1 juta ekor di akhir tahun 2020 dan meningkat sekitar 1,2 juta ekor pada tahun 2021.

Gubernur mengatakan, pihaknya terus mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan peternakan dan sentra-sentra pembibitan milik pemerintah Provinsi, yakni Instalasi Besipae Kabupaten TTS, Instalasi Lili dan Instalasi Sumlili di Kabupaten Kupang, Instalasi Kabaru di Sumba Timur, Instalasi Kondamaloba di Sumba Tengah dan Instalasi Laura di Sumba Barat Daya dan Instalasi Boawae di Kabupaten Nagekeo.***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x