LABUAN BAJO TERKINI- Bank Indonesia memproyeksikan angka kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur akan naik.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bank Indonesia perwakilan NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja.
Menurut Atmaja, potensi naik nya angka kemiskinan di NTT bisa terlihat dari tingkat inflasi yang tinggi di daerah tersebut.
Baca Juga: Ombudsman Sebut Pelayanan Publik Pemda di NTT Masih Didominasi Zona Merah
Data Bank Indonesia, kata Atjama, angka inflasi di NTT secara tahunan naik 5,3 persen. Sementara setiap bulan naik 1,05 persen.
Menurut Atmaja, inflasi ini sangat tinggi dan akan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat yang tergerus, sebabnya daya beli masyarakat akan menurun saat harga atau inflasi provinsi naik terutama bagi 90 persen masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap.
Situasi ini juga dapat berpengaruh terhadap kondisi politik, daya beli pekerja informal yang nantinya menurun hingga bertambahnya pada kemiskinan.
"Kejatuhan pemerintahan biasanya karena adanya inflasi yang tinggi dan bisa terjadi chaos politics,"kata Atmaja.
Baca Juga: Bank Indonesia: Kredit di NTT Lebih Banyak Konsumtif Daripada Investasi