BMKG Keluarkan Peringatan Dini Karhutla di NTT

- 10 Mei 2022, 11:31 WIB
Kebakaran lahan di Desa Sungai Cabag Barat, Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah.
Kebakaran lahan di Desa Sungai Cabag Barat, Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah. /HO-BNPB

LABUAN BAJO TERKINI - Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Sebagian besar wilayah NTT berada pada status sangat mudah terjadi kebakaran hutan dan lahan," ujar Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi, di Kupang, Selasa 10 Mei 2022.

Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan peringatan dini kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT, yang berlaku pada 10 Mei 2022.

Baca Juga: Polisi Tangkap Terduga Pelaku Perusakan Mesin ATM BNI di Labuan Bajo

Sebagian besar wilayah yang berpotensi terjadi Karhutla, di antaranya Kabupaten Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Timur, Sumba Tengah, Lembata, Flores Timur, Sikka, serta sebagian kecil Alor, Sikka, Nagekeo, Ngada.

Selain itu Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, serta Malaka.

Agung menjelaskan di daerah-daerah tersebut, kondisi alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering sehingga sangat mudah terbakar.

Baca Juga: 586 Puskesmas di Indonesia Belum Memiliki Dokter

Oleh sebab itu, masyarakat setempat perlu mewaspadai munculnya titik api yang menyebabkan terjadinya kebakaran yang bisa meluas dengan cepat.

"Apalagi adanya kondisi angin kencang yang bersifat kering membuat potensi meluasnya Karhutla semakin tinggi," ucapnya.

Agung pun mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan langkah mitigasi guna mencegah munculnya titik api.

Ia menyebut, umumnya Karhutla terjadi karena aktivitas manusia, baik sengaja maupun tidak, dalam membuka lahan dengan cara membakar. Selain itu, membuang puntung rokok secara sembarangan juga bisa menjadi pemicu.

"Hal-hal seperti ini yang perlu dihindari untuk memastikan tidak ada titik api yang memicu kebakaran lebih luas," pungkas Agung.

Baca Juga: Bendungan Jebol di Mabar, Aktivis Lingkungan Minta Polisi Segera Usut Dugaan Pelaku Kejahatan Lingkungan

Sementara itu, kasus Karhutla kembali terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Di antara kebakaran lahan dengan luas kurang lebih lima hektar di Desa Sungai Cabag Barat, Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah, Minggu 8 Mei 2022.

Kebakaran lahan jenis tanah mineral dan vegetasi semak itu telah berhasil dipadamkan oleh tim gabungan dari Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukamara bersama TNI, anggota Polsek Pantai Luci, Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Sungai Cabang Barat.

Belum diketahui penyebab kebakaran tersebut, namun saat terjadi kebakaran wilayah Kabupaten Sukamara sudah beberapa hari tidak turun hujan. Beruntung tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan atas peristiwa itu.

Baca Juga: 329 Orang Ajukan Permohonan Kehilangan Kewarganegaraan

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan informasi peringatan dini terkait awal fase musim kemarau yang mulai melanda sebagian wilayah di Tanah Air pada bulan Mei.

Dalam keterangan resmi BMKG, awal musim kemarau itu ditandai dengan adanya fenomena suhu udara terik yang terjadi pada siang hari, yang dipicu oleh posisi semu matahari yang berada di wilayah utara garis ekuator.

Di sisi lain, BMKG menjelaskan bahwa hal itu juga diikuti dengan adanya pertumbuhan awan dan fenomena hujan yang akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang akan cukup mendominasi.

Baca Juga: Ahli Geologi Lakukan Penelitian di Lokasi Tanah Bergerak di Manggarai Barat

Menyikapi adanya informasi awal musim kemarau yang akan didominasi dengan Hari Tanpa Hujan (HTH) di beberapa wilayah di Tanah Air, maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada seluruh pemangku kebijakan di daerah agar meningkatkan kewaspadaan terkait adanya potensi bencana kekeringan maupun kebakaran hutan dan lahan.

Beberapa upaya seperti rehabilitasi jaringan irigasi, pembangunan waduk dan penampungan air, pemeliharaan konservasi lahan dan air serta sosialisasi kepada masyarakat untuk menghemat air agar dilakukan sedini mungkin.

Di samping itu, seluruh komponen di daerah harus bersama-sama untuk melakukan upaya pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan dengan cara patroli rutin, mengawasi titik rawan kebakaran, segera melakukan pemadaman api ketika ditemukan titik api hingga benar-benar padam, membuat penampungan air, tidak membuang puntung rokok sembarangan dan tidak sengaja atau sembarangan membakar.***

Editor: Marianus Susanto Edison


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x