UNESCO Terjunkan Tim Khusus ke Taman Nasional Komodo, Ini Agendanya

- 7 Maret 2022, 09:21 WIB
Peneliti dari Komodo Survival Program sedang menjelaskan sarang Komodo
Peneliti dari Komodo Survival Program sedang menjelaskan sarang Komodo /Labuan Bajo Terkini/Dok. BTNK

Tim ahli EIA turut menjelaskan detil penilaian dampak lingkungan kepada tim UNESCO dan IUCN di Resort Loh Buaya. Setelah mendengar penjelasan dan melakukan peninjauan lapangan secara langsung, tim UNESCO dan IUCN menyatakan bahwa penataan sarpras wisata alam di Resort Loh Buaya dilakukan secara positif dan telah menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengerjaannya. Adapun beberapa contoh dampak lingkungan yang dianalisa diantaranya terhadap ekosistem mangrove, ekosistem padang lamun, ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai, ekosistem savana, ekosistem hutan dataran rendah, dan ekosistem hutan kuasi awan. Dampak lain yang juga dianalisa adalah polusi suara, polusi limbah padat dan residu pembangunan, serta limbah dari kedatangan kapal wisata di area perairan Resort Loh Buaya.

Tim ahli EIA menyampaikan tidak ada dampak kerusakan lingkungan signifikan baik pada ekosistem daratan maupun perairan seperti yang dituduhkan oleh pihak ketiga.

Baca Juga: ANU Sebut Komodo Binatang Asli dari Australia Bukan Indonesia

Tim UNESCO dan IUCN bahkan menyampaikan apresiasi mengenai kualitas dokumen Environmental Impact Assessment (EIA) dan Environmental Management Plan (EMP) yang disusun oleh tim ahli EIA secara terstruktur dan berbasiskan data ilmiah merujuk kepada IUCN Guidelines.

Tim ahli EIA juga menilai potensi perubahan perilaku dari biawak komodo dan satwa mangsanya, namun tidak menemukan adanya bukti dari perubahan perilaku.

Terkait dengan ekologi komodo dan satwa mangsanya, peneliti dari Yayasan Komodo Survival Program juga menambahkan bahwa dampak pengerjaan sarpras wisata alam terhadap keberadaan biawak komodo tentunya ada namun telah dimitigasi intensif oleh Balai Taman Nasional komodo beserta mitra lainnya. Sebagai contoh, untuk menghindari adanya interaksi langsung antara wisatawan dengan satwa liar, jalan setapak dibuat tinggi diatas permukaan tanah (+ 2 meter) dalam bentuk elevated deck agar satwa liar dapat beraktivitas bebas pada habitatnya.

Lokasi pengerjaan pun berada cukup jauh dari lokasi sarang komodo terdekat, sehingga tidak menimbulkan potensi gangguan pada aktivitas reproduksi biawak komodo.

Hal lainnya terkait dengan polusi suara adalah Balai Taman Nasional Komodo meminta agar pengerjaan sarpras wisata alam menggunakan hidrolic static pile driver (HSPD) untuk meminimalisir gangguan suara bagi keanekaragaman hayati (fauna) yang ada sekitar lokasi pengerjaan sarpras wisata alam.

Baca Juga: Jika Hendak Kawin Komodo Betina Butuh Pejantan Tangguh

Tim UNESCO dan IUCN juga berkesempatan berbincang dan bercengkrama dengan warga Kampung Komodo di Resort Loh Liang yang berprofesi sebagai penjual souvenir dan penjaga warung. Tim UNESCO dan IUCN sempat membeli beberapa buah tangan dari beberapa penjual souvenir di Resort Loh Liang. Tim RMM juga mengajak tim UNESCO dan IUCN untuk menunjukan lokasi permukiman di Kampung Komodo.

Halaman:

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x