Ketua Umum Asparnas: Labuan Bajo Bisa Nyalip Bali, Ini Syaratnya

- 22 November 2021, 20:51 WIB
Ketua Umum Asosiasi Pariwisata Nasional, Dr Ngadiman.
Ketua Umum Asosiasi Pariwisata Nasional, Dr Ngadiman. /Labuan Bajo Terkini/ Marianus Susanto Edison

LABUAN BAJO TERKINI - Pemerintah menetapkan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai daerah pariwisata super premium. Labuan Bajo juga ditargetkan menjadi satu dari 10 Bali baru.

Label pariwisata super premium hingga target menjadi Bali baru ini, tak berlebihan. Sebab daerah dengan ikon biawak purba Komodo itu memang memiliki pesona alam yang menggetarkan.

Hanya saja, tak mudah bagi Labuan Bajo untuk sampai ke titik itu. Banyak pihak menilai, Labuan Bajo masih perlu berbenah untuk bisa sejajar dengan Bali, bahkan menyalip pamor wisata Pulau Dewata itu.

"Jika dikelola dengan baik, saya yakin, Labuan Bajo bisa melampaui Bali. Minimal setara Bali," kata Ketua Umum Asparnas (Asosiasi Pariwisata Nasional) Dr Ngadiman, di Labuan Bajo, Senin 22 November 2021.

Baca Juga: Armand Maulana: Labuan Bajo Keren, Tak Usah Jauh-jauh ke Luar Negeri

Menurut dia, ada beberapa pekerjaan rumah yang harus segera dilakukan jika pariwisata Labuan Bajo ingin terbang tinggi. Salah satunya, membenahi Bandara Internasional Komodo.

"Jika benar Changi Airport International PTE LTD yang mengelola Bandara Komodo di Labuan Bajo, maka itu baik sekali," tutur Diman, sapaan akrabnya.

"Tetapi Bandara Komodo masih harus dibenahi, karena saat ini belum cukup memadai. Akan sangat baik jika ada penerbangan langsung dari luar negeri ke Labuan Bajo," imbuh owner Loccal Collection Hotel Labuan Bajo ini.

Baca Juga: Bank Indonesia: Kunjungan Wisatawan Meningkat, Pariwisata NTT Mulai Pulih

Syarat lainnya, menurut Ngadiman, pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Barat harus mengimbangi upaya pemerintah pusat dalam menata infrastruktur pendukung pariwisata di ujung barat Pulau Flores itu.

"Untuk pemerintah daerah, masih banyak pekerjaan rumah. Mulai dari penataan lingkungan, sampah, hingga soal hospitality. Masyarakat kita harus dididik, bagaimana melayani tamu," ujarnya.

Yang tidak kalah penting, menurut dia, pemerintah juga harus memperhatikan infrastruktur pendukung, termasuk masalah transportasi umum yang sangat mahal di Labuan Bajo.

Baca Juga: Kemnaker Warning Pengusaha Terkait Upah Minimum Pekerja, Bisa Pidana Penjara Empat Tahun

"Kan ga lucu. Labuan Bajo sebagai daerah pariwisata super premium, malah ga ada taksi. Grab tidak boleh masuk. Jadi harga transportasi cukup mahal, bahkan jauh dekat Rp100.000. Sekarang memang wisatawan yang datang itu segmen menengah ke atas. Bagaimana dengan yang menengah ke bawah. Ini juga pekerjaan rumah pemerintah daerah," tandas Ngadiman.

Jika soal transportasi publik ini mendapat perhatian pemerintah, ia sendiri berencana mengoperasikan taksi ramah lingkungan di Labuan Bajo.

"Saya mau datangkan taksi yang eco-green, yang ramah lingkungan. Ini bentuk dukungan untuk Labuan Bajo sebagai pariwisata premium," ucapnya.

Baca Juga: Kominfo: 1.991 Isu Hoaks Seputar Covid-19, dari Vaksinasi Hingga PPKM

Ia juga meminta pemerintah, agar tak melulu melirik wisatawan mancanegara untuk berkunjung. Dengan populasi penduduk Indonesia yang tinggi, diakuinya merupakan pasar yang potensial untuk digarap.

"Jangan berharap harus wisatawan asing. Wisatawan lokal juga bisa menjadi target pasar yang potensial. Kita punya 200 juta lebih penduduk," tegas Ngadiman.

Bersamaan dengan itu, lanjut dia, pemerintah juga perlu memperkuat pelaku usaha kerajinan lokal. Ini sangat penting dalam mendukung kemajuan industri pariwisata di Bumi Komodo.

"Kerajinan lokal harus diperkuat, supaya tidak didatangkan dari daerah lain. Ini juga modal penting untuk mendukung pariwisata super premium," pungkas Ngadiman.***

Editor: Marianus Susanto Edison


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x