Kemenparekraf Bantah Informasi Terkait Overtourism di Bali

- 30 April 2024, 11:17 WIB
Ilustrasi wisatawan asing.
Ilustrasi wisatawan asing. /Freepik.com/pikisuperstar/

LABUAN BAJO TERKINI- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membantah terjadi overtourism atau wisatawan berlebih di Bali dari sisi statistik, dan menyatakan permasalahannya berada di distribusi wisatawan yang kurang merata.

"Rasanya, kalau dibilang overtourism, dari sisi statistiknya, nampaknya belum," ujar Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Nia Niscaya dalam "The Weekly Brief with Sandi Uno" (WBSU), di Jakarta, Senin.

Nia memaparkan, pada 2019, dari 16,11 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia, sebanyak 6,3 juta wisatawan mancanegara mengunjungi Bali.

Baca Juga: Bandara El Tari Dicoret dari Daftar, Berikut Daftar 17 Bandara Internasional di Indonesia, Ada 1 di NTT

"Bagaimana dengan 2023? Dari total 11,68 juta secara nasional, ke Bali-nya 5,2 juta. Persentasenya kelihatan. Belum kembali ke masa pra-pandemi," kata dia. Lebih lanjut, ia juga memaparkan bahwa wisatawan nusantara ke Bali pada 2019 sebanyak 10,5 juta orang. Pada 2023, kata dia lagi, sebanyak 9,8 juta wisatawan.

"Jadi, kalau dari sisi statistik, nampaknya belum overtourism. Tetapi, mungkin ada faktor penyebaran yang konsentrasinya di selatan," ujar Nia.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan bahwa pihaknya sedang mengupayakan pemerataan kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara, ke beberapa kawasan pariwisata.

"Kami di Bali sudah menyusun pola perjalanan, travel pattern, untuk bagaimana kami akan distribusikan wisatawan. Kami arahkan untuk ke Bali Utara, Bali Timur, maupun Bali Barat, sehingga kesan overtourism itu tidak ada, kata Tjok Bagus.

Baca Juga: Agrowisata Ngalor Kalo di Desa Siru Jadi Destinasi Baru di Manggarai Barat

Halaman:

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah