BPOLBF Gelar Webinar Desa Wisata, Perkuat Kreativitas dalam Pengemasan Paket Wisata

- 19 Februari 2022, 18:58 WIB
Shana Fatina saat membuka Webinar
Shana Fatina saat membuka Webinar /Labuan Bajo Terkini/HO-BPOLBF

LABUAN BAJO TERKINI- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) melalui Direktorat Destinasi Pariwisata kembali menyelenggarakan Webinar Desa Wisata di Kamis 17 Februari 2022.

Webinar tersebut mengusung tema "Mengimplementasikan Kreativitas dalam Pengemasan Paket Wisata Unggulan Desa" bertujuan agar para penggiat desa wisata dan pihak-pihak pengelola desa wisata mampu mengemas paket wisata secara lebih kreatif dengan tetap mempertahankan keunikan dan keaslian produk.

Dalam sambutan saat membuka kegiatan ini, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina mengajak semua peserta yang mengikuti webinar untuk mengambil poin-poin penting dari para narasumber sehingga mampu mengemas paket wisata di desanya dengan lebih kreatif karena tahun ini merupakan tahun menuju kebangkitan pariwisata pasca pandemi.

Baca Juga: Kemenparekraf dan BPOLBF Dorong Produk Lokal Penuhi Rantai Pasok Industri Pariwisata dan Ekraf

"Ini adalah Webinar pertama kita di tahun 2022 dan tema hari ini mengajak kita semua untuk bersama-sama mengemas produk wisata di desa dengan lebih kreatif lagi karena tahun 2022 bisa dibilang sebagai tahun menuju rebound pasca pandemi,"kata Shana Fatina

"Jadi kita berharap di tahun ini, aktivitas wisata sudah bisa dibuka seperti sedia kala sehingga akan ada aktivitas wisata lagi dan desa wisata menjadi salah satu pilihan karena trend berwisata saat ini adalah tidak lagi berkelompok dana jumlah banyak tetapi dalam kelompok kecil" jelas Shana menambahkan.

Shana juga mengatakan, tahun 2022 ini Desa Wisata masih menjadi salah satu program unggulan BPOLBF dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) karena desa wisata adalah salah satu pendorong peningkatan ekonomi masyarakat di desa dengan berbasis lingkungan.

" Desa wisata masih menjadi program unggulan BPOLBF dan Kemenparekraf terutama dengan adanya konsep Blue, Green, dan Circular Economy yang mana kita bisa memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada di desa untuk perputaran ekonomi setempat tanpa harus merusak lingkungan bahkan pengelolaan sampah untuk pelestarian lingkungan dan mereduksi emisi karbon. Jadi nanti harapannya semua paket wisata itu bisa dikemas sebaik mungkin, jadi wisatawan bisa pulang membawa souvenir dan ilmu baru dari story telling teman-teman di desa wisata" ujar Shana.

Baca Juga: Kick Off Tourism Working Group G20, Awal Kebangkitan Ekonomi Nasional Sektor Pariwisata Berbasis Masyarakat

Dalam webinar yang diikuti oleh 93 peserta ini, BPOLBF juga menghadirkan dua narasumber untuk berbagai tentang cara mengimplementasikan kreativitas dalam mengemas paket wisata.

Narasumber pertama yaitu I Dewa Gede Ari Pemayun menyampaikan bahwa paket unggulan desa wisata pada dasarnya adalah kekhasan budaya dan keanekaragaman yang memiliki keunikan, original, dan autentik.

"Kekhasan budaya dari hasil karya karsa dan asa serta keanekaragaman flora dan fauna merupakan modal dasar pengembangan kepariwisataan nasional dan daerah karena produk yang ditawarkan di desa itu unik, original, dan autentik" jelas narasumber yang saat ini menjabat sebagai Rektor Kepala, Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali tersebut.

Ia juga melanjutkan bahwa dalam mengimplementasikan kreativitas paket wisata ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu perencanaan paket wisata produk, memilih produk unggulan, mengemas produk, memilih sasaran, konsumen, menentukan harga, memberikan informasi, menunjuk pengelola, memilih model pengelolaan, mengikutsertakan masyarakat, memikirkan dampak yang ditimbulkan, menitikberatkan keberlanjutan, evaluasi produk, dan melakukan penyempurnaan.

Sejalan dengan yang disampaikan I Dewa Gede Ari Pemayun, narasumber kedua yaitu Leonardus Nyoman, Founder dan Manager PT Exotic Tours juga menyampaikan bahwa analisis produk adalah pertimbangan utama dalam mengembangkan paket wisata.

"Kreativitas dalam pengembangan paket wisata yang menjadi pertimbangan utama adalah produk analisis, apa yang mau kita tawarkan karena produk adalah identitas dari destinasi atau desa wisata sehingga penting mempertimbangkan produk unggulan, ada unik dan autentiknya" ujar Leo.

Baca Juga: Persiapkan Labuan Bajo Sebagai Venue Side Event G20, BPOLBF Jalin Kolaborasi dengan Dua Kementerian

Leo juga melanjutkan bahwa untuk sampai pada pengemasan paket wisata ada tiga pertanyaan kunci untuk menuntun analisis produk.

"Ada tiga pertanyaan yang muncul sebelum menyusun paket wisata, yaitu apa yg bisa dilakukan, apa yang bisa dilihat, dan apa yg bisa dibeli. Ketika teman-teman bisa menjawab pertanyaan tersebut maka tidak sulit untuk mengimplementasikan kreativitas saat mengemas paket wisata"jelasnya Leo. ***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x