Surat Gembala Prapaskah 2023 Uskup Ruteng, 'Berilah Aku Minum' : Yohanes 4:7

8 Maret 2023, 20:51 WIB
Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat /Dokumen Keuskupan Ruteng

LABUAN BAJO TERKINI- Berikut ini adalah Surat Gembala Prapaskah / Paskah Uskup Ruteng, Mgr Siprianus Hormat. Simak selengkapnya Surat Gembala Uskup Ruteng berikut ini.


'Berilah Aku Minum' (Yohanes 4:7)

Para imam, biarawan/wati dan seluruh Umat Allah Keuskupan Ruteng yang dikasihi Tuhan!Masa Prapaskah adalah momentum perayaan kerahiman Allah.

 

Di dalam Kristus Ia menunjukkan kasih-Nya dan terus-menerus mau menghapus dosa kita (Bdk, Rm 5:8). Akan tetapi masa Prapaskah juga merupakan momentum pembaharuan komitmen kasih kita.

Baca Juga: Sekali Seumur Hidup, Ini 5 Tujuan Sakramen Perkawinan Katolik

Seruan Berilah Aku Minum (Yoh. 4:7) adalah seruan untuk pembaharuan komitmen itu. "Berilah Aku minum" merupakan permintaan Yesus kepada perempuan Samaria di Sumur Yakub. Permintaan itu adalah simbol rintihan orang-orang zaman ini yang terpuruk dalam lembah kesengsaraan mendalam.

Yesus menyuarakan duka derita setiap orang yang menjerit akan pembebasan dan pertolongan. Begitu banyak orang tak bersalah menjadi korban peperangan yang masif dan mengenaskan di berbagai belahan bumi seperti di Ukraina.

Puluhan ribu orang terjepit dalam puing-puing kehancuran gempa bumi di Turki dan Syria, dan juga di Cianjur, dalam wilayah tanah air kita. Tak terbilang jumlah orang-orang yang mengalami kemiskinan dan kelaparan akibat resesi ekonomi dunia.

Tak terhitung anak-anak dan perempuan menjadi korban kekerasan di tengah masyarakat dan bahkan di dalam keluarga. Sekian banyak keluarga migran dan anak stunting menderita di keuskupan kita.

Begitu banyak orang zaman ini yang haus akan perhatian, dukungan dan kasih sayang. Melalui mulut Yesus, mereka semua menjerit: berilah aku minum! Yesus - seperti halnya kepada wanita Samaria - juga berpaling kepada kita semua dan mengetuk hati bela rasa kita.

Baca Juga: Esensi Baptis Dalam Katolik dan Protestan, Apa Bedanya?

Dia mengajak kita semua untuk bergerak menolong semua orang yang menderita. Kita didorong untuk bergandengan tangan merangkai rajutan solidaritas di tengah-tengah dunia yang haus dan lapar ini.

Berilah Aku Minum adalah juga rintihan Tuhan yang mendorong pastoral ekonomi berkelanjutan di keuskupan kita pada tahun 2023 ini. Program pastoral ini sangatlah kontekstual, sebab data aktual memperlihatkan bahwa sekitar 21% warga di Manggarai Raya masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Dalam situasi kemelaratan umat ini, kita dipanggil untuk gencar dan kreatif bersama-sama membangun kesejahteraan ekonomi dan terlibat dalam program mengentaskan kemiskinan di bumi Nucalale ini.

Kita tidak hanya melakukan karya diakonia karitatif, yang memberikan bantuan material langsung kepada korban yang membutuhkan, tetapi juga karya diakonia transformatif yang menganimasi dan memfasilitasi umat agar dapat mengembangkan ekonomi yang mensejahterakan "di atas kaki sendiri".

Program Pastoral Ekonomi berkelanjutan kita mengusung motto SAE: Sejahtera, Adil dan Ekologis. Motto ini sangat relevan dan cocok dengan tradisi puasa (pantang), sedekah dan berdoa dalam masa Prapaskah ini.

Sebab dengan melakukan puasa dan pantang, kita sesungguhnya mengolah dan mengendalikan diri, agar hati kita semakin terbuka lebar bagi sesama yang menderita.

Puasa adalah bagian dari gerakan ekonomi yang solider. Melalui puasa dan pantang, kita membatasi kebiasaan makan-minum (konsumtif) dan dengan itu mengurangi eksploitasi alam. Ini adalah bagian dari gerakan ekonomi yang ekologis.

Baca Juga: Kisah Getir Disabilitas di Manggarai Timur, Derita Stroke Hingga Kedua Kaki Melepuh Karena Air Panas

Selanjutnya, dengan bersedekah, kita terlibat dalam gerakan memuaskan lapar dan dahaga sesama yang menderita; maka, sedekah adalah wujud nyata ekonomi yang berbagi.

Dengan berdoa, kita mengungkapkan bahwa seluruh aspek kehidupan hanya memperoleh makna dan pemenuhannya yang sejati ketika terarah kepada persatuan dengan Allah.

Sangatlah menarik secara paradoks, Yesus meminta air kepada perempuan Samaria, tetapi kemudian perempuan itu dituntun untuk menemukan sumber air sejati dalam diri Yesus.

Hanya dalam diri-Nya, manusia memperoleh minuman hidup kekal, yang memuaskan dahaga hidup yang fana ini. Hal itu berarti bahwa seluruh pastoral pengembangan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan umat hanya terwujud dalam perjumpaan dan persatuan dengan Yesus, sumber air kehidupan yang sejati.

Gerakan ekonomi SAE juga bertolak dari peristiwa salib Tuhan, yang kita renungkan dan hayati secara khusus dalam masa Prapaskah ini. Yesus memikul salib, bukan sekadar untuk dengan manusia yang menderita; melainkan salib sesungguhnya merupakan protes terhadap segala bentuk penindasan, pemerasan, kemiskinan dan kekerasan di tengah dunia ini.

Salib adalah ungkapan perjuangan Tuhan untuk membangun dunia baru yang adil, sejahtera dan manusiawi. Salib adalah gerakan keluar dari egoisme, termasuk keluar dari lingkaran ekonomi yang hanya terarah kepada profit/keuntungan, menuju ekonomi yang mengabdi pada martabat pribadi manusia dan melayani kesejahteraan bersama.

Baca Juga: HEBAT! Kapolda NTT Gelar Lomba Paduan Suara Gereja Katolik dan Protestan Menyambut Pesta Paskah 2023

Salib adalah sebuah protes terhadap ekonomi narsis, dan sebuah proklamasi ekonomi solider. Karena itu Jalan Salib bukanlah sekadar ekspresi emosional kita yang terharu dan iba dengan Tuhan yang menderita, melainkan merupakan gerakan solidaritas kita untuk membangun kehidupan bersama yang sejahtera, adil dan bahagia. Dengan demikian perjuangan mewujudkan ekonomi berkelanjutan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ziarah iman yang mengikuti jalan salib Tuhan.

Para imam, biarawan/wati dan seluruh Umat Allah Keuskupan Ruteng yang dikasihi Tuhan!

Apa saja yang dibuat bersama Tuhan, tidak akan pernah sia-sia. Manakala kita berjalan dengan Yesus dalam peristiwa salib, kita boleh juga bersukacita dengan-Nya dalam peristiwa Paskah.

Dalam kebangkitan Yesus, Allah memaklumkan kemenangan kehidupan atas kematian, kerahiman atas dosa manusia, cinta atas kebencian, solidaritas atas egoisme. Inilah yang menguatkan meresapi dan menginspirasi kita dalam perjuangan nyata untuk membangun dunia baru yang bersaudara dan berkeadilan.

Dalam pesan Prapaskah tahun 2023, Bapa Suci Paus Fransiskus mengajak kita untuk sungguh terlibat dalam hidup nyata sehari-hari.

Hindarilah hidup keagamaan yang mencari sensasi dan mukjizat, hanya karena orang takut untuk menghadapi kenyataan dengan perjuangan, pertentangan dan kesulitan sehari-hari.

Sebaliknya, Paus mengajak kita sebagai pengikut Kristus, untuk bangkit dan berani memberi kesaksian iman bersama-sama dalam kehidupan nyata dalam segala dinamika pergumulannya. Hidup kita tidak berakhir pada salib tetapi terarah dan mencapai puncaknya dalam kebangkitan Yesus. Paskah adalah pengharapan dan kekuatan yang menyingkapkan terbitnya sinar di balik awan gelap perjuangan hidup sehari-hari.

Baca Juga: Uskup Ruteng; Pariwisata Sesungguhnya Mengendus Jejak Allah Dalam Keindahan Penciptaan dan Perjumpaan Sukacita

Oleh sebab itu Paskah bukanlah sekadar perayaan liturgis yang berakhir dengan gegap gempita nyanyian halleluya, melainkan sebuah momentum transformatif.

Perayaan kebangkitan Tuhan merupakan perutusan bagi kita untuk memperbarui diri dan merajut dunia dengan peradaban kasih. Perayaan Paskah tahun ini adalah panggilan dan tugas mulia untuk kita semua, umat Allah Keuskupan Ruteng dalam membangun sebuah tata kehidupan ekonomi baru, yakni ekonomi SAE: Sejahtera, Adil, dan Ekologis.

Selamat merayakan Paskah 2023. Tuhan memberkatimu.***

Editor: Silvester Yunani

Tags

Terkini

Terpopuler