Ledakan Pengangguran Mengancam, Stefanus Gandi Ajak Mahasiswa Jadi Entrepreneur

20 Januari 2022, 16:45 WIB
Direktur SGI, Stefanus Gandi. /Labuan Bajo Terkini/HO-SGI

LABUAN BAJO TERKINI - Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat tingkat pengangguran cukup tinggi karena banyak perusahaan yang memilih mengurangi jumlah karyawan. Bahkan ada yang menutup usahanya.

Gelombang pengangguran ini semakin menjadi-jadi, mengingat pemerintah mengambil langkah meniadakan tenaga honorer pada tahun 2023. Bahkan pemerintah untuk sementara juga tidak melaksanakan Seleksi CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil).

Boleh jadi, jutaan orang yang selama ini menjadi tenaga kontrak di daerah-daerah di Indonesia akan menjadi pengangguran baru.

Demikian disampaikan Stefanus Gandi, Direktur Stefanus Gandi Institut (SGI), dalam Seminar "Peluang Kerja di Era Ekonomi Digital" di Aula Missio Unika St Paulus Ruteng, Rabu 19 Januari 2022.

Baca Juga: Segera Daftar! UPTD BLK Disnakertranskop UKM Manggarai Barat Gelar Pelatihan Berbasis Kompetensi

Ancaman ledakan pengangguran ini, menurut pengusaha muda asal Lembor itu, harus diantisipasi lebih dini, khususnya oleh para mahasiswa, termasuk pula pelajar.

"Pandemi Covid-19 yang panjang hingga keputusan pemerintah meniadakan tenaga honorer, tentu akan berdampak pada tingginya angka pengangguran ke depan," kata Stefanus Gandi.

"Karena itu, mahasiswa semestinya harus bisa mempersiapkan diri sejak dini, misalnya dengan memaksimalkan perkembangan teknologi saat ini," imbuh Branch Director NTT 1 Politician Academy itu.

Baca Juga: Pemerintah Hapus Tenaga Honorer, Tjahjo Kumolo: Yang Masih Merekrut Akan Dikenakan Sanksi

Menurut dia, di tengah laju pesat teknologi saat ini, pilihan paling tepat bagi kaum muda adalah menjadi entrepreneur.

"Anak-anak muda apalagi mahasiswa, harus bisa menjadi individu yang bisa menciptakan bisnis baru, bersedia menanggung sebagian besar risiko, namun bisa menikmati sebagian besar keuntungan. Jadi saya sarankan, jadilah seorang entrepreneur," ujar Stefanus Gandi.

Ia yakin, banyak mahasiswa di NTT umumnya dan Flores khususnya, yang masih berpikir bahwa setelah menyelesaikan studi akan menjadi PNS, atau sekadar tenaga honorer.

Baca Juga: Gede Pasek Suardika: Nama Nusantara Bisa Jadi Kode Alam Semesta Merestui PKN

Ini sangat berbeda dengan fenomena di kota-kota besar, di mana anak-anak muda sudah berlomba-lomba beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada, termasuk menjadi entrepreneur.

"Di kota besar banyak sekali lapangan pekerjaan. Banyak juga segmen yang bisa digarap, termasuk dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Anak-anak muda kita juga semestinya mulai berpikir ke sana," tegas pengusaha yang lama berbisnis di Pulau Dewata itu.

"Untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi, termasuk menjadi entrepreneur, maka harus memiliki inovasi, berpikir kritis, kreatif, dan memiliki daya saing," imbuh Stefanus Gandi.

Baca Juga: Mayoritas Pengguna Internet Tidak Menyadari Bahaya Mengunggah Data Pribadi

Hal tak jauh berbeda dilontarkan Ketua Program Studi PGSD Unika St Paulus Ruteng, Mikhael Nardi. Menurut dia, sangat penting berwirausaha di era ekonomi digital seperti saat ini dengan memanfaatkan jaringan yang dimiliki.

"Jadi ekonomi digital ini memberikan peluang yang besar kepada kita untuk berwirausaha," ucapnya.

"Kalau dulu untuk membuka usaha itu harus menyiapkan modal yang cukup, namun sekarang handphone saja sudah cukup untuk memulai usaha. Tinggal kita memiliki literasi digital yang cukup," pungkas Mikhael Nardi.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Tags

Terkini

Terpopuler