Perkuat Literasi Politik, Julie Laiskodat Apresiasi Kehadiran Politician Academy di NTT

- 27 November 2021, 11:47 WIB
Anggota Fraksi NasDem DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat, saat berbicara dalam forum Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Politician Academy Branch NTT 1 di Aula Jontom, Bajawa, Flores, NTT, Kamis 25 November 2021.
Anggota Fraksi NasDem DPR RI Julie Sutrisno Laiskodat, saat berbicara dalam forum Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Politician Academy Branch NTT 1 di Aula Jontom, Bajawa, Flores, NTT, Kamis 25 November 2021. /Tangkap layar Instagram/@julie_sutrisno_laiskodat

Untuk Pilkada, demikian Bonggas Adhi Chandra, pada Pilkada Serentak 2017 dari total 3 Pilkada, semuanya dimenangkan oleh petahana.

Baca Juga: Ironi Ketang di Manggarai: Dulu Sentra Produksi Jeruk, Kini Malah Menjual Jeruk dari Bajawa

Selanjutnya pada Pilkada Serentak 2018, dari total 10 Pilkada dan 10 petahana ikut bertarung, hanya dua petahana yang memenangkan pertarungan.

Adapun pada Pilkada 2020, dari total 9 Pilkada dengan 8 petahana yang bertarung, 7 di antaranya yang tumbang. Hanya di Sabu Raijua yang petahananya menang, itu pun setelah pemungutan suara ulang.

Dalam analisis Politician Academy, demikian Bonggas Adhi Chandra, ada lima (5) faktor utama yang membuat para petahana di NTT gagal dalam kontestasi politik.

Pertama, petahana tidak mampu menjalankan janji kampanye. Kedua, petahana gagal membawa kemajuan bagi daerah.

Baca Juga: Diskusi Publik di Unika St Paulus Ruteng, Bonggas Adhi Chandra: Mahasiswa Harus Melek Politik

"Ada banyak indikator majunya satu daerah. Seperti pertumbuhan ekonomi, angka kemiskinan, tingkat pengangguran dan IPM. Bisa jadi indikator tersebut rata-rata di bawah, sehingga membuat kepercayaan pemilih kepada petahana menjadi turun," ucapnya.

Ketiga, petahana tidak pandai mengkomunikasikan pencapaian selama periode kepemimpinan.

"Bisa juga petahana gagal, padahal ada kemajuan dan perbaikan. Mereka gagal karena tidak bagus mengomunikasikan kemajuannya dengan masyarakat. Masyarakat jadi tidak tahu ada kemajuan. Jadi di sini, manajemen komunikasinya penting sekali," ujar Doktor lulusan University of Queensland, Australia ini.

Halaman:

Editor: Marianus Susanto Edison


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah