Pada tahun 663, dia lalu meninggalkan Yerusalem menuju Ibukota Kekaisaran Romawi Timur di Konstantinopel.
Baca Juga: Kabar Baik, Mulai Minggu Depan, Bank NTT Turunkan Suku Bunga Dasar Kredit
Di Konstantinopel dia memberi peringatan para pemimpin Gereja untuk menolak ajaran Monotelitisme, yang ternyata mendapat dukungan dari Kaisar Heraklius.
Meski pengaruhnya di Konstantinopel tidak diterima, namun Santo Sophronius kemudian terpilih menjadi Patriark Yerusalem pada 634.
Segera setelah dinobatkan menjadi Patrark Yerusalem Sophronius lalu mengirimkan surat kepada Paus Honorius I dan Patriark Gereja wilayah Timur.
Dalam surat itu ia kembali menegaskan sikapnya tentang dua kodrat Tuhan yaitu kodrat Manusia dan Ilahi. Surat-surat yang ia tulis itu semuanya hilang. Dia meninggal dunia pada 640.
Pada tahun 680 tepat 40 tahun kematian Sophronius, Konsili Konstantinopel menegaskan menolak aliran Monotelitisme yang ditetapkan melalui Konsil Konstantinopel III.***