Sawah Jaring Laba-laba, Mahakarya Warisan Leluhur di Flores

20 Februari 2021, 08:45 WIB

LABUAN BAJO TERKINI- Pariwisata Pulau Flores memang layak mendapat perhatian wisatawan. Sebelum pandemi, Salah satu Pulau terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini selalu dibanjiri wisatawan baik lokal maupun Manca Negara.

Di bagian barat pulau ada Labuan Bajo, Ibukota Kabupaten Manggarai Barat yang telah lama mendunia dengan segala keindahan alamnya. Lebih dari itu, Labuan Bajo juga dikenal karena kota kecil itu merupakan pintu masuk menuju Taman Nasional Komodo, habitat binatang raksasa yang sepuluh tahun terakhir berhasil memalingkan perhatian dunia.

Di ujung timur Flores, terdapat kota Larantuka Ibukota Kabupaten Flores Timur. Kota ini menjadi destinasi favorit para peziarah khusunya setiap hari raya Paskah karena ada tradisi unik yang dikenal dengan sebutan Samana Santa.

Baca Juga: 59,6 Ton Porang Flores Telah Diekspor ke Jepang dan Eropa

Baik Labuan Bajo maupun Larantuka, dua kota ini tidak cukup mewakili keindahan alam dan keunikan di Kabupaten-Kabupaten lain yang ada di Pulau Flores. Setiap Kabupaten di kawasan ini memiliki keindahan alam dan tradisi unik yang memukau para pelancong, termasuk di Kabupaten Manggarai.

Di Kabupaten ini banyak tawaran objek wisata yang siap disuguhkan untuk anda. Mulai dari kampung tradisional Wae Rebo, Kota Seribu Gereja Ruteng, dan tak ketinggalan Sawah Lodok di Cancar serta tempat-tempat menarik lain.

Baca Juga: Rumah Adat di Flores Ini Menyimpan Gendang dari Kulit Manusia

Destinasi yang akses dan lokasinya dekat dengan kota Ruteng adalah "Lodok", persawahan dengan keindahan luar biasa, yang berada di Cancar dengan waktu tempuh sekira 20 menit dari Ruteng.

Di Lingko Lodok ini, para pelancong akan melihat dari ketinggian hamparan sawah berbentuk jaring laba-laba menyerupai jejak alien atau crop circle walau sebenarnya persawahan memesona itu adalah lukisan mahakarya warisan leluhur orang Manggarai.

"Lodok", Sawah Berbentuk Jaring Laba-Laba

Bagi wisatawan yang melancong ke Flores, setelah menikmati keindahan Kawasan Taman Nasional Komodo dan Labuan Bajo, destinasi selanjutnya adalah Kabupaten Manggarai.

Di Kabupaten ini banyak tawaran objek wisata yang siap disuguhkan untuk anda. Mulai dari kampung tradisional Wae Rebo, Kota Seribu Gereja Ruteng, dan tak ketinggalan Sawah Lodok di Cancar serta tempat-tempat menarik lain.

Baca Juga: Owa Ungko Melahirkan, Kepala BBKSDA: Induk dan Anak Sehat

Destinasi yang akses dan lokasinya dekat dengan kota Ruteng adalah "Lodok", persawahan dengan keindahan luar biasa, yang berada di Cancar dengan waktu tempuh sekira 20 menit dari Ruteng.

Di Lingko Lodok ini, para pelancong akan melihat dari ketinggian hamparan sawah berbentuk jaring laba-laba menyerupai jejak alien atau crop circle walau sebenarnya persawahan memesona itu adalah lukisan mahakarya warisan leluhur orang Manggarai.

Filosofi Lodok

Lodok merupakan sistem pembagian lahan sawah yang merupakan warisan leluhur orang Manggarai. Penciptaan Lodok ini dilakukan secara berpusat. Dimana titik nolnya berada di tengah-tengah lahan ulayat atau disebut "Lingko" yang akan dibagi-bagi.

Polanya dengan menarik garis panjang dari titik tengah yang dalam bahasa Manggarai disebut lodok hingga ke bidang terluar atau cicing. 

Baca Juga: Penyidikan Kasus Penjualan 300 Kilogram Daging Rusa di Labuan Bajo Sudah Rampung

Filosofinya mengikuti bentuk sarang laba-laba, dimana lodok, bagian yang kecil berada di bagian dalam (tengah) dan keluarnya makin lama semakin berbentuk lebar.

Pola Pembagian lahan seperti ini menjadi otoritas Tu'a Teno, sebutan untuk ketua adat yang ditugaskan khusus membagi lahan milik ulayat kampung.

Saat awal pembagian terdapat ritual adat unik dikenal dengan sebutan Ritual Tente atau menancapkan kayu (teno) dititik paling sentral Lodok.

Editor: Silvester Yunani

Tags

Terkini

Terpopuler