Rumah Adat di Flores Ini Menyimpan Gendang dari Kulit Manusia

- 15 Februari 2021, 12:01 WIB
Rumah Adat atau Niang di Todo, Kabupaten Manggarai,NTT
Rumah Adat atau Niang di Todo, Kabupaten Manggarai,NTT /Labuan Bajo Terkini/Silvester Yunani

LABUAN BAJO TERKINI- Gendang tabuh tentu bukan alat musik yang asing kita temukan di Indonesia.

Bahah baku untuk alat musik tradisional yang satu ini biasanya terbuat dari kulit binatang seperti kerbau atau kambing.

Permukaan kulit kambing ataupun kerbau yang keras membuat permukaan gendang tak mudah rusak jika ditabuh oleh pemainnya.

Namun, apa jadinya ketika kulit manusia dijadikan bahan dasar pembuatan gendang? Tentu ini susah dipercaya.

Di Todo, sebuah Desa tradisional di Kabupaten Manggarai, NTT gendang yang terbuat dari kulit manusia masih tersimpan rapi pada sebuah rumah adat.

Gendang yang dinamai "Loke Nggerang" ini bukanlah mitos. Gendang kulit manusia ini telah tersimpan ratusan tahun disana.

Gendang tersebut diambil dari kulit Wela Loe, sosok gadis cantik dari masa lalu yang dipercaya bukan sosok manusia biasa.

 


Wela Loe hidup bersama ibu dan ayah tirinya di Kampung Ndoso, Manggarai Barat.

Wela Loe dikenal sebagai gadis cantik dan memiliki kulit (Loke) yang bersinar cerah (Nggerang) serta memiliki kemampuan luar biasa.

Menjadi Rebutan Tiga Raja

Kecantikan Wela Loe yang, sebagaimana dikisahkan pemangku adat Todo membuatnya menjadi incaran Raja.

Tiga Raja Sekaligus mengincarnya menjadi permaisuri. Mori Dima atau Raja Bima, Raja Gowa dari Sulawesi, Serta Raja Todo.

Saat itu, wilayah Manggarai dibawa kuasa Raja Todo namun tetap dibawa kendali jajahan dari Bima dan Gowa.

Gendang Loke Nggerang di Todo, Manggarai NTT
Gendang Loke Nggerang di Todo, Manggarai NTT Labuan Bajo Terkini/Silvester yunani


Karena kabar kecantikannya yang beredar luas, ketiga Raja ini lalu mengirim utusan meminang Wela Loe.

Niat tiga Raja ini kandas, ketiga-tiganya ditolak dan membuat mereka geram.

Mimpi buruk pun menghampiri gadis cantik itu. Ketiga Raja tadi bersepakat meminangnya dengan kekerasan.

Versi lain menyebutkan, sebelum membunuh Wela Loe, ketiga Raja bersepakat siapapun yang berhasil membunuh gadis itu maka dia lah yang berhak menguasai Manggarai

Jama melihat kesepakatan ini menjadi sinyal baik. Dia lalu bergegas mengirim pasukan untuk membunuh perempuan itu.

Gadis cantik itupun lalu terbunuh ditangan pasukan Raja Todo.



"Jasadnya dimakamkan di Ndoso, sementara kulit bagian perut dibawa ke Todo",Jelas Adryanus, pemandu wisata di Kampung Todo.

Dari kulit tersebut, Raja Todo lalumembuat sebuah gendang sebagai pendamping sebuah gong kerajaan yang dibuat dari kuningan.

Saat ini gendang tersebut masih tersimpan rapi di rumah adat yang disebut Niang di Todo,Manggarai.

Beberapa bagian kulit nya sudah sobek karena termakan usia.

Wisatawan yang hendak melihat gendang ini harus mengikuti seremonial adat terlebih dahulu. ***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x