Berbicara dengan PM Kamboja, Presiden Jokowi Tekankan Implementasi Konsensus ASEAN

- 22 Januari 2022, 22:07 WIB
Presiden RI Joko Widodo.
Presiden RI Joko Widodo. /Facebook/@Presiden Joko Widodo

LABUAN BAJO TERKINI - Memenuhi permintaan pihak Kamboja, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menerima telepon dari Perdana Menteri (PM) Kerajaan Kamboja Hun Sen, 21 Januari 2022.

Sebagaimana keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Sabtu 22 Januari 2022, dalam pembicaraan telepon itu, PM Kamboja menyampaikan informasi mengenai hasil kunjungannya ke Myanmar.

Adapun Presiden Jokowi menegaskan pentingnya implementasi Lima Poin Konsensus ASEAN tentang Myanmar.

Lima poin konsensus tersebut adalah, pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.

Baca Juga: Tagar Tangkap Kaesang dan Gibran Menggema di Twitter, Dukungan untuk Ubedilah Badrun Terus Bermunculan

Kedua, segera dimulai dialog konstruktif antara semua pihak terkait untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat Myanmar.

Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.

Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre.

Kelima, utusan khusus dan delegasi ASEAN akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu semua pihak terkait.

Baca Juga: Varian Delta Mendominasi Kasus Covid-19 di Beberapa Daerah

Masih dalam pembicaraan di telepon dengan PM Kamboja, Presiden Jokowi juga menyampaikan beberapa hal lainnya.

Di antaranya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia menyayangkan sikap militer Myanmar yang tidak menunjukkan komitmen untuk melaksanakan Lima Poin Konsensus ASEAN, pada kesempatan kunjungan Perdana Menteri Hun Sen.

Presiden Jokowi pun menegaskan bahwa implementasi Lima Poin Konsensus ASEAN tidak dapat dikaitkan dengan Lima Poin Peta Jalan yang diusung otoritas militer (State Administration Council) Myanmar.

Baca Juga: Diduga Terobos Lampu Merah, Arnold Schwarzenegger Terlibat Tabrakan Parah

Selanjutnya, Presiden Jokowi menekankan bahwa pihak militer Myanmar harus memberikan akses terhadap Utusan Khusus Ketua ASEAN untuk dapat melakukan komunikasi segera dengan semua pihak di Myanmar.

Komunikasi itu sangat penting untuk membuka jalan bagi sebuah dialog nasional yang inklusif. Menurut Kepala Negara, selama tidak ada kemajuan signifikan dari pelaksanaan Lima Poin Konsensus ASEAN, keputusan bahwa Myanmar hanya dapat diwakili oleh perwakilan nonpolitik dalam pertemuan - pertemuan ASEAN penting untuk dipertahankan.

Adapun PM Kamboja, mengusulkan tentang pembentukan Troika yang terdiri dari menteri luar negeri atau utusan khusus Kamboja, Menlu Brunei, dan Menlu Indonesia serta didukung Sekretaris Jenderal  ASEAN untuk memonitor implementasi Lima Poin Konsensus ASEAN.

Baca Juga: Nur Afifah Balqis Jadi Tersangka Maling Uang Rakyat Termuda yang Ditangkap KPK

Menanggapi usul itu, Presiden Jokowi menyatakan mencatatnya dan menyampaikan agar usulan tersebut dibahas lebih lanjut oleh para Menteri Luar Negeri anggota-anggota ASEAN.

Presiden Jokowi juga sepakat atas usulan pembentukan pertemuan konsultatif yang dihadiri utusan khusus dan Sekretaris Jenderal ASEAN, perwakilan Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan ASEAN (AHA Center), otoritas Myanmar dan badan-badan PBB untuk mendukung penyaluran bantuan kemanusiaan tanpa diskriminasi.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x