Pemerintah Memastikan G-20 dan ASEAN Summit 2023 Digelar di Labuan Bajo

28 Januari 2022, 07:11 WIB
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, saat meninjau pembangunan Waterfront City Labuan Bajo. /Labuan Bajo Terkini/Marianus Susanto Edison

LABUAN BAJO TERKINI - Pemerintah memastikan bahwa Labuan Bajo tetap akan menjadi tempat pelaksanaan kegiatan sampingan (side event) G-20 tahun ini.

Bukan itu saja, sebab destinasi wisata super premium ini juga dipastikan akan menjadi lokasi even internasional lainnya yakni ASEAN Summit 2023.

"Bukan hanya side event G-20, tetapi ASEAN Summit 2023 juga dilaksanakan di Labuan Bajo, bukan di Bali," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, saat meninjau pembangunan Waterfront City Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis 27 Januari 2022.

Baca Juga: Menparekraf: Pariwisata Tak Boleh Hanya Dinikmati Kalangan Menengah ke Atas Saja

Menurut dia, Labuan Bajo sudah sangat siap menjadi tempat pelaksanaan dua kegiatan internasional itu.

"Sebagai persiapan Labuan Bajo untuk G-20 dan ASEAN Summit 2023, saya nyatakan hari ini Labuan Bajo siap," ujar Sandiaga Salahuddin Uno.

Waterfront City merupakan bagian dari program penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo. Waterfront City Labuan Bajo juga akan menjadi pusat pariwisata atau titik nol pariwisata Labuan Bajo.

Baca Juga: Menparekraf: Creative Hub Labuan Bajo Jadi Lokomotif Pembukaan Lapangan Kerja

Menparekraf menjelaskan, di Waterfront City ini terjadi lalu lintas penumpang dan banyak kegiatan pariwisata ekonomi kreatif (Parekraf) ruang publik, termasuk konser dan aktivitas untuk menikmati pemandangan indah Labuan Bajo.

Melihat pengerjaan finalisasi Waterfront City, Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan Labuan Bajo siap menyambut dua kegiatan internasional tersebut.

Mengingat pentingnya keberadaan Waterfront City sebagai destinasi wisata yang super prioritas dan sangat berkualitas, maka ia mendorong agar dikelola dengan penuh totalitas.

Baca Juga: Masyarakat Adat Wae Sano Dukung Proyek Geothermal, Tegaskan Tak Ada Konflik Horizontal

Menparekraf juga meminta pentingnya memerhatikan aspek berkelanjutan. Waterfront City harus dikelola dengan profesional, melibatkan masyarakat untuk meningkatkan penghasilan sehingga kebangkitan ekonomi terasa oleh masyarakat Labuan Bajo dan seluruh wilayah Indonesia.

Sandiaga Salahuddin Uno ingin pengelolaan Waterfront City melibatkan masyarakat, agar fasilitas yang dibangun tersebut dapat ditata, dikelola, dan dijaga dengan baik untuk tercipta lapangan kerja, pemberdayaan UMKM, dan menuju kebangkitan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.

Ia juga mengingatkan, Waterfront City harus melibatkan kearifan lokal. Berbagai produk kebudayaan seperti tari-tarian, kuliner, serta fashion akan menjadi konsep pengembangan untuk mengangkat kearifan lokal.

Baca Juga: SETARA Institute: Restorative Justice Jangan Sampai Jadi Ajang Transaksional

Bukan itu saja, Sandiaga Salahuddin Uno juga memberikan apresiasi atas dukungan dunia usaha dalam pengembangan pariwisata hijau.

Ia memastikan bahwa Waterfront City harus menjadi destinasi yang ramah lingkungan. Karena itu, hanya mobil listrik yang ada di sana dan tidak ada lagi industri yang menghasilkan karbon. Selain itu, pembangkit listrik dan infrastruktur tenaga surya juga akan disediakan di sana.

"Ini bentuk dari inovasi, adaptasi, dan kolaborasi destinasi wisata hijau yang berkualitas, berkelanjutan, dan berkeadilan," tandas Sandiaga Salahuddin Uno.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Tags

Terkini

Terpopuler