LABUAN BAJO TERKINI - Masyarakat adat Wae Sano mendukung penuh kehadiran proyek geothermal di Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dukungan tersebut terungkap dalam forum 'Lonto Leo' yang telah dilaksanakan bersama masyarakat adat di Wae Sano, yang lokasi menjadi lokasi proyek panas bumi ini.
Dukungan masyarakat ini penting, mengingat seluruh proyek yang didanai Bank Dunia yang bersinggungan dengan keberadan masyarakat adat, diwajibkan untuk melalui proses konsultasi dengan masyarakat.
Proses konsultasi yang diwajibkan itu disyaratkan inclusiveness (melibatkan seluruh pihak tanpa kecuali) dan legitimate (sah menurut aturan-aturan formal dan adat yang ada).
Baca Juga: Menyoal Togel Online; Pengecer Diciduk, Akses ke Situs Judi Sangat Mudah
Terkait kewajiban dari Bank Dunia ini, Sekretariat Komite Bersama Penyediaan Data dan Informasi Panas Bumi Pengembangan Proyek Geothermal Wae Sano telah melaksanakan kegiatan konsultasi publik bersama komunitas masyarakat adat Wae Sano.
Untuk konsultasi tersebut, pihak Sekretariat Komite Bersama juga tak mengabaikan tradisi masyarakat setempat. Sebab dalam tradisi orang Manggarai umumnya, untuk memutuskan hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama, maka harus diambil melalui proses musyawarah.
Dalam tradisi orang Manggarai, musyawarah itu disebut Lonto Leo (di sebagian tempat disebut Lonto Leok, red). Dengan cara ini, keputusan-keputusan yang diambil dalam penyelesaian masalah dapat memuaskan semua pihak, karena langsung dikoordinasikan oleh sistem kepemimpinan adat.
Baca Juga: Paus Fransiskus Minta Orang Tua Tidak Mengutuk Anak Homoseksual
Mengingat daya ikat kesepakatan Lonto Leo yang sedemikian rupa, maka untuk konsultasi proyek pemanfaatan panas bumi di Wae Sano mengadopsi tradisi ini sebagai mekanisme pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat adat.