Warga Wae Sano Penuhi Undangan Pemerintah Hadiri Dialog dengan Perwakilan Bank Dunia

15 Desember 2022, 18:39 WIB
Warga yang mendukung proyek geothermal Wae Sano saat berdialog dengan perwakilan Bank Dunia, Selasa 13 Desember 2022. /Labuan Bajo Terkini/San Edison

LABUAN BAJO TERKINI - Warga Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memenuhi undangan Pemkab Manggarai Barat untuk menghadiri dialog bersama perwakilan Bank Dunia terkait proyek geothermal Wae Sano, Selasa 13 Desember 2022.

Warga menghadiri dialog yang berlangsung di Aula Kantor Desa Wae Sano itu dalam dua sesi. Sesi pertama pada pagi hari, di mana yang hadir adalah kelompok warga yang belum menerima kehadiran proyek geothermal Wae Sano. Adapun sore harinya, giliran warga yang mendukung proyek panas bumi ini menghadiri dialog.

Kedua sesi dialog ini berjalan aman dan lancar. Dialog dihadiri langsung oleh perwakilan Bank Dunia, yakni Satoshi Ishihara, Lestari Boediono, Muchsin Chasani, dan Annye.

Hadir pula Kepala Desa Wae Sano, Mikael Pedo; Camat Sano Nggoang, Alfonsius Arfon; Site Manager Proyek Geothermal Wae Sano, Johnnedy Situmorang; serta Penasehat Senior Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), R Yando Zakaria.

Baca Juga: Proyek Geothermal Wae Sano, Konservasi Air Jadi Bukti Perusahaan Komit Jaga Kelestarian Ruang Hidup

Sebagaimana siaran pers yang diterima Labuan Bajo Terkini, Kamis 15 Desember 2022, dalam sesi pertama, sebanyak 40-an warga yang belum menerima kehadiran proyek geothermal Wae Sano tampak hadir di lokasi pertemuan.

Selama dialog dengan perwakilan Bank Dunia, kelompok warga ini tetap menolak kehadiran proyek geothermal Wae Sano.

"Sikap kami tegas, tetap menolak (proyek geothermal Wae Sano). Sikap kami tidak berubah. Pokoknya kami tetap tolak," ujar Yosep Erwin Rahmat, salah seorang warga yang getol menolak proyek geothermal Wae Sano.

Baca Juga: Ubah Area Prioritas Pengeboran, Proyek Geothermal Wae Sano Tetap Dilaksanakan

Pertemuan sesi pertama ini sesungguhnya direncanakan berlangsung selama 3 jam. Namun pelaksanaannya hanya berlangsung selama sekitar 1 jam, karena warga yang belum menerima proyek geothermal Wae Sano hanya berdialog singkat dengan perwakilan Bank Dunia.

Sebagaimana dalam pertemuan terdahulu, dalam dialog tersebut warga yang belum menerima kehadiran proyek geothermal Wae Sano juga kembali membacakan pernyataan penolakan. Setelah itu, mereka meninggalkan arena pertemuan.

Adapun pada sore harinya, giliran kelompok warga yang mendukung proyek geothermal Wae Sano yang berdialog dengan perwakilan Bank Dunia. Lebih dari 130 warga, termasuk fungsionaris adat, menghadiri dialog tersebut.

Di awal dialog sore itu, fungsionaris adat melakukan ritual adat ‘kepok’ yakni 'Tuak Curu' dan 'Manuk Kapu' khas Manggarai, yang bermakna masyarakat adat yang hadir menerima atau menyambut kehadiran tamu dengan hati yang tulus.

Baca Juga: Pemandu Wisata di Labuan Bajo Harus Memiliki Standar Kompetensi

Selanjutnya selama dialog berlangsung, pada prinsipnya warga sangat mengharapkan Bank Dunia untuk tidak ragu dalam membiayai proyek geothermal Wae Sano. Pasalnya, proyek panas bumi ini mendapat dukungan luas warga Wae Sano dan layak dilanjutkan.

"Bank Dunia tidak boleh ditunda lagi ini. Karena proyek geothermal Wae Sano ini untuk kesejahteraan rakyat banyak, bukan hanya untuk warga Wae Sano," kata tokoh masyarakat Wae Sano, Servatius Senaman.

Ia bahkan menggarisbawahi terkait adanya kelompok warga yang belum menerima proyek ini justru terjadi di tengah jalan lantaran diprovokasi pihak tertentu dari luar.

"Seluruh fungsionaris adat di sekitar Danau Sano Nggoang sejak awal sudah dilibatkan dalam sosialisasi terkait rencana proyek ini. Semua juga setuju," kata Servatius Senaman.

Baca Juga: Stefanus Gandi, Pengusaha Muda Sukses Asal Flores yang Melirik Kursi di Senayan

Hal serupa juga dilontarkan para Tu'a Golo di Desa Wae Sano antara lain Tu'a Golo Nunang, Tu'a Golo Lempe dan Tu'a Golo Ta’al, pemilik lahan, serta tokoh perempuan yang hadir pada kesempatan itu. Mereka juga meminta agar proyek geothermal Wae Sano bisa segera dikerjakan.

"Tidak boleh ditunda lagi ini. Karena proyek geothermal Wae Sano ini untuk kesejahteraan rakyat banyak, bukan hanya untuk warga Wae Sano," kata Tu'a Golo Nunang, Maximus Taman.

Perwakilan Bank Dunia yang menghadiri dialog dengan warga Wae Sano: Muchsin Chasani, Satoshi Ishihara, Anye, dan Lestari Boediono. Labuan Bajo Terkini/San Edison

Sementara Aloysius Huradarma, pemilik lahan di titik pengeboran Wellpad A, juga meminta agar proyek ini tak lagi ditunda. Apalagi pihaknya sudah merelakan lahan untuk digunakan proyek.

"Keluarga kami rela memberikan tanah kami untuk banyak orang. Apapun yang baik bagi bangsa dan negara, lakukan itu sejauh untuk banyak orang," pinta Aloysius.

Dalam sesi dialog yang berlangsung lancar dan kondusif tersebut, perwakilan Bank Dunia menjelaskan bahwa hasil pertemuan Bank Dunia dengan masyarakat Wae Sano ini akan disampaikan ke pihak manajemen Bank Dunia.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Tags

Terkini

Terpopuler