Aksesnya juga sangat minim. Perlu melewati hutan dengan tanjakan dan turunan yang beragam. Saat musim hujan seperti saat ini, jalanan dipastikan sangat licin.
Namun sulitnya akses menuju Wae Rebo, akan terobati dengan pesona yang ditawarkan alam dan suasana kampung adat itu.
Keturunan Minang
Tiap daerah di Indonesia, memiliki berbagai suku daerahnya masing-masing. Ada suku asli, ada pula pendatang yang terpisah jauh dari asal muasal daerahnya.
Baca Juga: Labuan Bajo Destinasi Wisata Super Premium, Masyarakat Lokal Jangan Jadi Penonton
Contohnya Suriname. Daratan ini berada di Amerika dan jauh dari Pulau Jawa. Namun penduduknya didominasi Suku Jawa Asli.
Ini juga terjadi dengan Wae Rebo. Masyarakat adat Wae Rebo merupakan keturunan orang Minang, suku adat asli Sumatera Barat.
Dari cerita masyarakat setempat, ribuan tahun lalu nenek moyang mereka, Empo Maro bersama saudaranya bernama Bimbang, menjelajah menggunakan kapal. Hingga kemudian mereka mendarat di Pulau Flores, tepatnya di Nanga Paang, arah timur Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai.
Baca Juga: Mendes PDTT Berikan Satu Syarat Tambahan Bagi Calon Kepala Desa
Empo Maro adalah pendiri Wae Rebo, yang sebelumnya berpindah-pindah. Hingga tepat pada 1.081 tahun lalu, menetap pada lembah Golo Pando, yang kini disebut Wae Rebo. Sudah ada lebih dari 18 generasi orang Minang di Wae Rebo.