Network
LABUAN BAJO TERKINI- Pernyataan Politisi PDI Perjuangan Arteria Dahlan yang mempermasalahkan bahasa Sunda berbuntut panjang.
Beragam reaksi dari orang-orang suku Sunda terus bermunculan. Bahkan Pemkab Jawa Barat melalui Gubernur dan Wakil Gubernur tak ketinggalan mengambil sikap terkait pernyataan Arteria.
Pernyataan Arteria yang selanjutnya menciptakan kehebohan terjadi saat rapat bersama Komisi III DPR RI bersama Jaksa Agung, Senin 17 Januari 2021 lalu.
Baca Juga: MotoGP Mandalika 2022, Sandiaga Salahuddin Uno: The Show Must Go On
"Pak JA (Jaksa Agung), ada Kajati, yang dalam rapat dalam raker itu ngomong pakai bahasa Sunda, ganti pak itu, Kita ini Indonesia." kata Arteria kala itu.
Pernyataan Arteria kontan menimbulkan ragam reaksi publik. Arteria didesak untuk meminta maaf kepada masyarakat Sunda karena pernyataan tersebut dinilai tidak pantas.
Desakan tersebut diterima Arteria dan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat di hadapan DPP PDI Perjuangan.
"Saya dengan sungguh-sungguh menyatakan permohonan maaf, kepada masyarakat Jawa Barat khususnya masyarakat Sunda atas pernyataan saya beberapa waktu lalu, " kata Arteria di Kantor DPP PDI Perjuangan, Kamis, 20 Januari 2021.
Baca Juga: Isran Noor: Masyarakat Kalimantan Timur Dukung Penuh IKN, Tidak Ada Penolakan
Meski telah menyampaikan permohonan maaf, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan, Jawa Barat tetap bersikap.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar, Ono Surono mengatakan, permintaan pemecatan terhadap Arteria telah disampaikan kepada DPP PDI Perjuangan di Jakarta.
"Rekomendasi sanksi paling berat. Sanksi ada beberapa mulai dari teguran, peringatan, sampai pemecatan, "kata Ono, Kamis.
Meski demikian, Ono menyampaikan keputusan pemecatan ada di DPP Partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
Kata Ono, pernyataan anggota Komisi III itu sangat tidak pantas disampaikan seorang kader PDI Perjuangan.
Dia bahkan mengaku, di Jawa Barat telah banyak kader yang telah menyatakan keberatan dengan pernyataan Arteria. ***
