Kasus Akhiri Hidup Secara Tak Wajar di Manggarai Raya Makin Masif, Kenali 7 Tanda Ini Pada Orang Terdekat

- 17 Februari 2022, 09:28 WIB
Juru Bicara Gugus Tugas Covid 19 Manggarai Timur, Jefrin Haryanto
Juru Bicara Gugus Tugas Covid 19 Manggarai Timur, Jefrin Haryanto /Labuan Bajo Terkini

LABUAN BAJO TERKINI - Studi Yayasan Mariamoe Peduli (YMP), per Januari 2022 memperlihatkan tren kasus pengakhiran hidup dengan cara yang tak wajar di Manggarai Raya pada kalangan remaja makin meningkat.

Usia yang cukup rawan adalah usia 15 sampai 19 tahun. Dari sisi jenis kelamin, potensi terjadinya bunuh diri sama besar peluangnya antara remaja perempuan dan laki-laki.

Sebagai Peneliti utama dalam studi tersebut, Jefrin Haryanto menegaskan, bahwa kasus itu ancaman yang nyata dan serius.

Baca Juga: Mengaku Ada Bisikan Jika Istrinya Berselingkuh, Pria di Manggarai Nekat Tebas Istri dengan Parang

"Kita sering berpikir, ini sesuatu yang kebetulan dan jauh dari keseharian kita. Padahal potensi itu sudah ada di tengah kita. Kita masih diam, atau bingung mau buat apa," tegas Jefrin Haryanto.

Dalam dua tahun terakhir, lanjut dia, angka kunjungan ke Yayasan Mariamoe Peduli dengan keluhan utama depresi di kalangan remaja meningkat drastis. Kasus terkait Konflik dengan orangtua atau orang dewasa lain juga angkanya serius.

"Saya sudah sering bicara di mana-mana, bahwa bahaya pengakhiran hidup dengan tak wajar itu nyata. Termasuk mengingatkan bahwa orang-orang yang ingin bunuh diri sebenarnya tidak ingin mengakhiri hidup mereka. Mereka hanya tidak ingin menjalani kehidupan yang mereka miliki saat ini. Mereka hanya ingin lari dari masalah," ungkap dia.

Apa masalahnya ?

Jefrin Haryanto menjelaskan, orang-orang yang nekat mengakhiri hidup secara tak wajar sebenarnya karena kehilangan orang dekat, ketiadaan tempat, terlupakan, terabaikan, komunitas yang sudah longgar kekerabatannya, dan orangtua yang buruk pola asuhnya.

Kemudian, negara yang sibuk dengan administrasi dan seremonial ketika bicara anak, lembaga serta otoritas yang mengurusi kehidupan anak-anak dan remaja tetapi berjarak, anak-anak yang kehilangan mentor yang terbaik, dan masih banyak variabelnya.

Apa yang bisa kita lakukan ?

Menurut Jefrin Haryanto, yang mesti dilakukan untuk mencegah masifnya kasus tersebut, negara harus melakukan intervensi berbasis penyebab utama, bukan lips service. Edukasi tentang pola pengasuhan yang benar harus jadi prioritas. Edukasi kepada media agar tidak menjadi sarana belajar bunuh diri, karena keterbatasan pengetahuan tentang cara menulis kasus-kasus bunuh diri.

"Kita benahi hubungan interpersonal kita. Kita koreksi jarak sosial kita. Kita temukan masalah dasarnya. Semua orang harus terlibat," katanya.

Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Memperkenalkan Gadget ke Anak? Ini kata Psikolog

Beberapa tanda yang bisa menjadi indikasi bahwa seorang remaja ingin akhiri hidup secara tak wajar:

1. Remaja bicara akan akhiri hidup

Jangan sepelekan jika ada anak atau remaja yang mengucapkan hal seperti ini "kelak saya tidak akan menjadi beban untuk kalian lagi" atau "saya ingin bunuh diri" meski hal itu diungkapkan dalam situasi yang tidak serius.

Walaupun tidak dikatakan secara langsung, pernyataan tersebut bisa saja muncul dalam akun sosial media mereka. YMP sendiri melakukan studi khusus terhadap pernyataan atau curhatan remaja di media sosial. Hasilnya memperlihatkan hubungan serius antara isi curhatan dengan hasrat melakukan bunuh diri.

2. Menyakiti diri sendiri

Remaja yang menyakiti diri sendiri memiliki kemungkinan bunuh diri yang lebih tinggi. Perilaku destruktif seperti melukai diri sendiri perlu diperhatikan serius.

3. Mengasingkan diri

Orangtua harus menunjukkan perhatian terhadap anaknya. Jika mereka menyadari bahwa anak tersebut mulai menjauhkan diri dari lingkungan sosialnya. Ingatkan anak-anak bahwa Anda mendukung dan menyayangi mereka terlepas apa pun yang terjadi. Dukungan dari seorang terapis juga tidak kalah penting, terutama jika sang anak enggan terbuka kepada orang tuanya.

4. Perasaan terjebak atau putus asa

Perasaan terjebak atau putus asa atas suatu hal juga bisa menjadi pertanda adanya niatan bunuh diri pada seorang remaja. Remaja-remaja mungkin sering mengatakan hal seperti "Aku benci hidupku."

Ajak anak-anak Anda untuk berbicara tentang perasaan mereka dan dengarkanlah curahan hati mereka.

"Penting bagi Anda untuk memberikan pengertian bagi anak-anak Anda bahwa kehidupan Sekolah Menengah Atas bukanlah gambaran kehidupan yang sebenarnya.

Baca Juga: Jangan Biarkan Si Kecil Diasuh Gawai, Antisipasi Beberapa Bahaya ini

5. Perubahan dalam rutinitas

Adanya perubahan nyata dalam rutinitas sang anak bisa menjadi salah satu pertanda depresi dan menjadi hal yang harus diperhatikan oleh orang tua.

"Tidur sebenarnya memiliki kaitan yang kuat dengan niat bunuh diri".

Jika remaja hanya tidur empat sampai lima jam setiap malamnya, hal itu bisa menjadi indikasi bahwa mereka memiliki niat bunuh diri. Jika mereka tidur lebih lama dari kebiasaan mereka atau bahkan terus-menerus tidur, hal itu bisa menjadi pertanda bahwa mereka mengalami depresi.

6. Membagikan barang berharga

Jika seorang remaja memberikan barang-barang berharga miliknya tanpa sebab yang jelas, maka segera bicara dengan mereka dan mintalah bantuan.

"Itu adalah pertanda bahwa mereka sudah memiliki sebuah rencana".

7. Perubahan kepribadian, perubahan suasana hati mendadak, kecemasan dan agitasi

Perubahan suasana hati mendadak memang sering dialami oleh remaja, namun hal tersebut juga harus diperhatikan dengan seksama. Riwayat gangguan suasana hati atau perilaku indikasi bunuh diri dalam keluarga juga bisa menjadi faktor pemicu bunuh diri pada remaja.

Apabila anak anda menunjukkan perilaku yang sesuai dengan tanda-tanda di atas, terlebih lagi jika diiringi dengan agitasi, kecemasan dan perubahan kepribadian, maka ajaklah mereka untuk berbicara.

Orang tua yang suportif dan menunjukkan kasih sayang tanpa syarat, sangatlah dibutuhkan dalam situasi seperti sekarang ini.

Berinisiatiflah untuk bertanya jika Anda melihat bahwa sang Anak menunjukkan perilaku tersebut dan tawarkanlah bantuan Anda, karena mereka mungkin tidak akan menghampiri Anda terlebih dahulu. Jangan menunggu.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menderita gangguan emosional atau memiliki pemikiran bunuh diri, jangan ragu untuk meminta bantuan profesional.

Bagi Anda yang memerlukan layanan konseling bunuh diri, Anda bisa menghubungi nomor telpon kami untuk Konseling Bunuh Diri. 0821-4750-4024.***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x