Namun seiring berjalannya waktu, beberapa sumber menyebut, Festival Lupercalia kemudian bergeser menjadi pemujaan terhadap pendiri Kota Roma yaitu Romulus dan Remus, agar memberikan kesehatan dan kesuburan kepada penduduk.
Kesuburan yang diberikan pun bukan hanya sebatas kepada hewan ternak saja, tetapi juga pada wanita-wanita yang berada di wilayah kerajaan Romawi.
Bahkan dalam festival tersebut kemudian dilakukan perjodohan antara pria dan wanita. Pada perjodohan tersebut, seorang pria akan menarik secara acak nama wanita yang dipilihnya.
Mereka akan bersama selama festival berlangsung. Apabila memang cocok, maka mereka akan meneruskan hubungan tersebut dan menikah.
Baca Juga: Buku 'Lejong ke Labuan Bajo', Ungkap Sisi Lain Destinasi Wisata Super Premium
Pada abad kelima, Paus Hilarius melarang festival ini karena dipandang tidak cocok dengan nilai-nilai Kristen.
Namun tak lama kemudian, Paus Gelasius mencabut larangan festival tersebut dan meneruskan tradisi yang sudah dilaksanakan selama ratusan tahun tersebut.
Pada masa itu juga, Paus Gelasius mulai menjadikan tanggal 14 Februari lebih Kristiani dengan menjadikannya sebagai peringatan untuk Santo Valentinus.
Berdasarkan Ensiklopedi Katolik 1908, nama Valentinus paling tidak merujuk tiga martir atau Santo (orang suci) yang berbeda, yakni seorang pastor di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di Provinsi Romawi Africa.
Baca Juga: Ini 19 Bangunan dan Rumah Terbalik di Dunia, Separuhnya Ada di Indonesia