DPRD Desak Tower Milik BAKTI Kominfo di Kokor Manggarai Barat Segera Diaktifkan

- 1 Maret 2023, 17:28 WIB
Anggota DPRD Partai Amanat Nasional Kabupaten Manggarai Barat, Innocentius Peni meminta tower milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di Kampung Kokor, Desa Tanjung Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT segera diaktifka
Anggota DPRD Partai Amanat Nasional Kabupaten Manggarai Barat, Innocentius Peni meminta tower milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di Kampung Kokor, Desa Tanjung Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT segera diaktifka /Labuan Bajo Terkini/

LABUAN BAJO TERKINI—Anggota DPRD Partai Amanat Nasional Kabupaten Manggarai Barat, Innocentius Peni meminta tower milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di Kampung Kokor, Desa Tanjung Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT segera diaktifkan. Dia menilai Proyek Base Transceiver Station (BTS) 4G dan infrastruktur BAKTI di wilayah itu percuma mendirikan tower tapi tidak berfungsi.

"Prinsipnya begini, kita tentu berharap banyak kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika [Kominfo]. Jadi kalau melalui pengelola BTS supaya daerah-daerah terpencil seperti itu harus jadi prioritas. Apa gunanya bangun tower kalau tak ada jaringannya," ujar Innocentius Peni kepada media ini melalui sambungan telepon seluler, Rabu [1/3/2023].

Menurut Ino Peni, keberadaan jaringan BTS sangat berpengaruh besar terhadap berbagai sektor. Baik itu upaya peningkatan ekonomi, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: Warga Boleng Manggarai Barat Keluhkan Jaringan, Ada Tower Tapi Tidak Berfungsi

Dia mengungkapkan kebutuhan pendidikan saat ini lebih banyak menggunakan jaringan internet, baik untuk anak sekolah maupun tenaga pendidikan. Ada begitu banyak bekerja harus menggunakan bantuan jaringan internet.

"Karena itu apa yang terjadi di Boleng itu mestinya menjadi perhatian prioritas. Pihak pengelola BTS dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika [Kominfo] secepatnyalah selesaikan itu. Saya kira seluruh masyarakat Manggarai Barat berharap banyak apalagi ditengah tidak begitu banyak provider yang bisa membangun tower di mana-mana," kata Ketua Komisi III DPRD Manggarai Barat tersebut.

Mengatasi persoalan itu ia menegaskan, mestinya pihak Kementrian Komunikasi dan Informatika harus bergerak melihat persoalan yang dialami masyarakat saat ini. Sementara, kata dia, pembangunan tower di kampung Kokor, Desa Tanjung Boleng itu diketahui sejak bulan Oktober 2022 lalu, namun hingga kini belum berfungsi.

"Apalagi bahwa Labuan Bajo dan sekitarnya, ya termasuk Boleng itu sudah ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas adalah sesuatu yang tidak baik kalau justru jaringan internetnya bermasalah," tegasnya.

Baca Juga: Bupati Mabar Apresiasi Archipelago Foundation yang Sukses Gelar Turnamen Futsal di Labuan Bajo

Ia mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Barat melalui dinas terkait segera melakukan koordinasi agar persoalan tersebut segera diselesaikan.

"Jika sekarang [tower] belum berfungsi. Kalau ada kewajiban dari dinas tentu kami dari DPRD mendesak kepada dinas [Kominfo] segera turun cek kalau ada kerusakan atau kalau belum selesai seluruhnya pemasangan dan itu menjadi kewajiban pemerintah daerah. Kami berharap pemerintah daerah segera melakukan koordinasi dengan dinas terkait agar persoalan itu segera selesai," katanya.

Sebelumnya diberitakan, warga di kampung Kokor Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, mengeluh jaringan telepon dan internet yang hingga kini belum dirasakan, kendati tower BAKTI sudah dibangun di wilayah itu.

Menurut penuturan warga setempat pembangunan tower milik Kementerian Komunikasi dan Informatika [Kominfo] melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi [BAKTI] di wilayah itu telah dibangun pada bulan Oktober 2022 lalu, namun hingga kini belum juga berfungsi.

"[Tower] pembangunannya kemarin kalau tidak salah pas bulan Oktober 2022 lalu, tapi hingga sekarang belum juga berfungsi," ujar Gaspar Senin [13/2/2023] lalu.

Baca Juga: Jadi Lokasi Pelaksanaan ASEAN Summit 2023, Gubernur Laiskodat Tinjau Persiapan Tana Mori, Labuan Bajo

Ia mengaku kecewa dengan kondisi tersebut. Setiap kali hendak memanfaatkan telepon seluler untuk berkomunikasi dengan keluarga di tempat yang jauh dan mengakses internet, Gaspar harus mendatangi dermaga kayu di dekat kampung tersebut.

Hanya di dermaga kayu tepi pantai itulah, ia dan warga lainnya di Kampung Kokor bisa mendapat sinyal itupun tidak maksimal.

"Sejak awal, kami memang belum merasakan jaringan sama sekali. Selama ini kami jika berkomunikasi dengan keluarga harus mencari titik sinyal [dermaga kayu] yang jaraknya sekitar hampir 1 km dari kampung," katanya.

"Yang paling sulit itu ketika saat keluarga sementara sakit, baik yang berada di Kampung ini sendiri maupun keluarga yang berada di tempat yang jauh," lanjut Gaspar.

Berbeda dengan Gaspar, salah seorang tenaga pengajar, Patris di Kampung Kokor mengaku kesulitan mendapatkan jaringan.

Menurutnya, mengakses sinyal di kampung tersebut harus dibayar mahal oleh warga maupun bagi lembaga pendidikan.

Kondisi itu, kata dia,  membuat dua lembaga pendidikan yakni Sekolah Dasar [SD] dan Sekolah Menengah Pertama [SMP] di kampung tersebut hingga kini belum mendapatkan akses jaringan telekomunikasi terlebih akses internet untuk kepentingan sekolah.

Baca Juga: Diperiksa Sebagai Saksi Kasus Korupsi BTS, Ini Jumlah Kekayaan Johnny Plate di LHKPN

"Andai kata tower ini sudah diaktifkan sehingga bisa dimanfaatkan oleh sekolah. Lebih-lebih misalnya pengiriman data-data. Yang biasa dilakukan sekolah itukan pengiriman data-data dapodik seperti pengiriman data guru, data peserta didik dan kegiatan-kegiatan lainnya dari sekolah," kata Patris.

Dampaknya, lanjut Patris, beberapa tahun terakhir pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer [ANBK] dari dua lembaga pendidikan di kampung tersebut harus ke ibu kota kecamatan, yakni di Terang.

Sementara, kata Patris, jarak kampung Kokor dengan Terang Ibu Kota Kecamatan Boleng itu sebenarnya sangat jauh, membutuhkan waktu sekitar satu jam. Dengan keadaan itu, lanjut Patris, tidak ada pilihan lain.

"Selama ini ketika ada program dari pemerintah untuk mengikuti kegiatan, yang mana kegiatan itu dilakukan secara online karena kita tidak ada jaringan ya, harus mencari tempat yang jaringannya bagus. Dan selama ini yang biasa kami lakukan di Terang, lebih-lebih pada saat mengikuti ANBK dan itu sekitar dua tahun terakhir kami lakukan itu [ke Terang]. Bahkan bukan hanya SMP termasuk SD juga, memang sangat sulit," ujarnya.

Sementara itu, Try Astuti Lestari pelajar yang kini melanjutkan Sekolah Menengah Atas [SMA] di Labuan Bajo mengatakan kondisi tersebut membuat ia dan teman lainnya yang merupakan sesama dari Kampung Kokor mengeluh ketika saat mau berkomunikasi dengan orang tua di Kampung.

Terlebih, kata Try, ketika ada keperluan dari sekolah maupun keperluan lainnya sangat mendadak.

Baca Juga: Kontrak Tidak Diperpanjang, 860 THL di Manggarai Timur Terima Bantuan Modal Usaha Rp 15 Juta dari Pemkab

"Banyak juga anak SMA dari Kokor yang bersekolah di Labuan Bajo mengeluhnya di bagian komunikasi dengan orang tua, jadikan misalnya mintanya hari senin orang tua baru mendapatkan informasi tersebut baru hari sabtu jadinya terlambat," ungkap Try.

Ia berharap kepada pemerintah agar tower yang telah dibangun tersebut segera difungsikan.

"Ada tower tapi tidak berfungsi. Jadi harapan kedepannya towernya segera diaktifkan" harapnya.***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x