Membangun 'Mbaru Gendang' Untuk Kelestarian Budaya

22 Februari 2021, 16:35 WIB
Banner Penggalangan Dana Pembangunan Gendang Wakal/LABUAN BAJO TERKINI /

LABUAN BAJO TERKINI- Warga di kampung Wakal Desa Kentol,Kecamatan Cibal,Kabupaten Manggarai,NTT berkomitmen membangun rumah adat atau Mbaru Gendang baru yang lebih baik.

Pembangunan Mbaru Gendang itu dilakukan karena bangunan yang lama telah ambruk karena termakan usia.

Tu'a Golo (Pemangku Adat) Kampung Wakal, Petrus Narut saat ditemui Jum'at 19 Februari mengatakan rumah gendang yang lama telah berusia 50 tahun dan kondisi fisik bangunan semakin hancur.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

"Rumah yang lama dibangun tahun 1970, atap sudah berlubang semua, papan dan kayu balok juga sudah lapuk semua",kata Petrus.

Sejak kondisi rumah gendang yang kian rusak, Petrus dan anggota keluarga lain yang mendiami rumah gendang memilih keluar dari rumah itu dan membangun rumah sendiri.

"Kami takut terjadi apa-apa, karena kondisi bangunan yang sudah lapuk dan sewaktu-waktu pasti akan ambruk",tutur Petrus.

Baca Juga: Boeing 777 Disarankan untuk Tidak Terbang

Acara Adat Tak Bisa Digelar

Petrus menjelaskan, setelah rumah gendang wakal tak lagi berpenghuni, seremonial adat di kampung itu tak lagi berjalan.

Tamu-tamu besar yang datang ke kampung ini pun tak lagi bisa diterima di rumah gendang.

Acara-acara adat yang biasa digelar tahunan pun terpaksa terhenti.

Baca Juga: Relaksasi Pajak Kendaraan Diyakini Menggerakan Perekonomian

Bangun Rumah Baru Untuk Mempertahankan Warisan Leluhur

Silvester Amir, Sekretaris Lembaga adat Kampung Wakal mengatakan, kesepakatan untuk membangun kembali rumah gendang adalah kesadaran bersama warga kampung.

Bagi warga Wakal, Rumah gendang adalah simbol keberadaan sebuah kampung.

"Ada gendang pasti ada kampung. Kalau tidak ada Gendang, maka keberadaan kampung itu dipertanyakan,"kata Silvester.

Baca Juga: Indonesia Targetkan Produksi Pesawat Amfibi pada 2024

Silvester juga menjelaskan, mbaru gendang adalah warisan turun temurun dari leluhur mereka. Dalam kepercayaan mereka, jika rumah gendang mereka tak kunjung dibangun maka rejeki untuk warga kampung juga tidak akan mengalir.

Bangun dengan Swadaya dan Dukungan Banyak Pihak

Silvester melanjutkan, untuk pembangunan 'mbaru gendang' Wakal, saat ini warga kampung hanya mengandalkan swadaya.

Setiap Kepala Keluarga dibebankan Rp. 500 ribu. Meski demikian hingga saat ini sebagian besar belum menjalani kewajiban.

Saat ini, pembangunan sudah dimulai dengan pengerjaan fondasi yang telah menelan biaya Rp. 30 juta.

Baca Juga: Ingin Punya Anak Kembar, Lakukan Sebelas Hal Ini Salah Satunya Posisi Seks

Untuk kelanjutan pengerjaan, saat ini warga kampung wakal mendirikan posko bantuan tepat di jalan Negara Ruteng-Reo. Hingga saat ini, belum banyak dana yang terkumpul.

Menurut Silvester, untuk keseluruhan kebutuhan pembangunan mereka membutuhkan dana sebesar Rp.200 Juta.

Dia berharap, ada pihak yang turut membantu warga Kampung Wakal dalam menyukseskan pembangunan rumah adat tersebut.

Untuk para pembaca yang ingin mendonasikan dana untuk pembangunan 'Mbaru Gendang' Wakal dapat menyalurkan bantuan melalui nomor rekening BRI 4730 01 012977 535 atas nama silvester amir (Sekretaris Lembaga Adat Wakal).***

Editor: Silvester Yunani

Tags

Terkini

Terpopuler