Belasan Tahun Jalin Hubungan Spesial, Membongkar Jejak Kuat Maruf Pada Kasus Kematian Brigadir J

- 6 September 2022, 15:34 WIB
Belasan Tahun Membongkar Jejak Kuat Maruf Pada Kasus Kematian Brigadir J
Belasan Tahun Membongkar Jejak Kuat Maruf Pada Kasus Kematian Brigadir J /Labuan Bajo Terkini

LABUAN BAJO TERKINI- Kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J menyisakan banyak pertanyaan dan misteri yang belum sepenuhnya terjawab.

Semua bermula ketikan almarhum Brigadir J  melakukan perjalanan dengan Ferdy Sambo ke Magelang, Jawa Tengah.

Perjalanan ini adalah untuk merayakan hari istimewa Ferdy Sambo dan sang Istri Putri Candrawati.

Baca Juga: 7 Perwira Tumbang Karena Skenario Kematian Brigadir J, Kini Tiga Jenderal Bintang Dua Ini Dalam Bidikan Timsus

Peristiwa di Magelang menjadi titik mula, ada dugaan jika Putri Candrawati dilecehkan oleh Brigadir J.

Tentang pelecehan ini belum sepenuhnya terbukti. Di persidangan nanti tentu semuanya akan terjawab. Namun hingga saat ini tudingan pelecehan ini adalah argumentasi Ferdy Sambo terkait alasan menembak mati Brigadir J.

Mengutip YouTube Dua Sisi TV One, amarah Ferdy Sambo tersulut ketika ada laporan bahwa Brigadir J melecehkan Putri Candrawati istrinya.

Ferdy Sambo yang sudah kalap kemudian mengatur rencana pembunuhan pada sang ajudan kesayangannya itu.

Namun dalam tragedi kematian ini ada sosok lain yang tak kalah populer. Dia adalah Kuat Maruf yang merupakan  supir dari Putri Candrawati .

Kuat Maruf konon awalnya marah Saat menemukan atasannya menangis di kamar mandi.

Tangisan di kamar mandi ini terjadi karena Putri Candrawati mengaku sudah dilecehkan Brigadir J.

Mendapati hal ini, Kuat Maruf yang sudah bekerja selama 14 tahun dengan Ferdy Sambo murka.

Sudah bukan rahasia jika Kuat Maruf  telah menjalin hubungan spesial dengan Putri Candrawati.

Hubungan spesial yang itu adalah rasa kekeluargaan yang tercipta selama 14 tahun ia bekerja di keluarga Ferdy Sambo.

Ada pula asisten rumah tangga (ART) lainnya yang bernama Susi yang mengaku melihat sang atasan menangis.

Baca Juga: Kuat Maruf Baru Seminggu Bekerja, Polisi Tepis Perselingkuhannya dengan Putri Candrawati

Susi juga bahkan mengaku menyaksikan bila Putri Candrawati digendong oleh sang sopir yang adalah Om Kuat.

Usai menggendong Putri Candrawati, Kuat Maruf juga sempat mengejar Brigadir J dengan pisau.

Aksi kejar-kejaran antara Kuat Maruf dan Brigadir J juga disaksikan oleh perempuan tersebut m

Setelah tragedi ini, rombongan Putri Candrawati lalu bertolak ke Jakarta dan dan di Ibukota itulah tragedi pembunuh Brigadir J berlangsung.

Sebagai informasi, motif peristiwa berdarah Duren Tiga pada Jumat 8 Juli 2022 belum terungkap sepenuhnya. Meski pengakuan Putri Candrawati sudah disampaikan.

Padahal, rekonstruksi yang turut dihadiri Putri Candrawati telah dilakukan dan diperagakan langsung yang bersangkutan.

Sebagaimana diketahui, ada pengakuan istri Ferdy Sambo Putri Candrawati yang menjadi penyebab peristiwa yang mengerikan kepada Brigadir J.

Sampai saat ini Putri Candrawati masih bersikukuh dengan keterangan bahwa dirinya dilecehkan oleh Brigadir J di Magelang pada 7 Juli 2022 atau sehari sebelum Brigadir J meregang nyawa.

Kejadian di Magelang sebagaimana dilaporkan sang istri membuat Ferdy Sambo patah aram dan terjadilah  peristiwa yang menewaskan Brigadir J di Duren Tiga.

Pengakuan Putri Chandrawati dilecehkan oleh Brigadir J ini kembali ia sampaikan saat bertemu dengan Komnas Perempuan.

Bahkan Komnas Perempuan memberikan penjelasan tentang posisi Kuat Maruf dan Putri Candrawati di kamar itu.

Hal itupun disampaikan langsung oleh Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi, usai bertemu dengan Putri Chandrawathi.

Baca Juga: Komnas HAM Sebut Brigadir J Lakukan Pelecehan Terhadap Putri di Magelang, Om Kuat Aman?

Menurut Siti Aminah, terjadi kekerasan seksual dalam bentuk perkosaan.

"Kekerasan seksualnya berbentuk perkosaan atau persetubuhan," kata Siti Aminah.

Siti Aminah juga menegaskan dengan menceritakan jika kejadian pelecehan itu dilakukan pada sore hari di Magelang.

Komisioner Perempuan ini bahkan menceritakan benang merah yang ditemukan oleh Komnas HAM demi menguatkan apa yang disampaikan.

Saat itu kata Siti Aminah, Putri Candrawathi ditemukan depan pintu kamar mandi pasca pemerkosaan.

Menurutnya, dalam kondisi Putri Candrawathi yang mengenaskan ini, dia kemudian ditemukan oleh sang Asisten Rumah Tangga yang bernama Susi kemudian saat itulah dibantu Om Kuat masuk ke kamar.

"Kemudian dibantu oleh Kuat untuk masuk kembali ke kamar," terang Siti Aminah.

Hal tersebutlah yang kemudian dilaporkan Putri Candrawathi kepada Ferdy Sambo sehingga yang membuatnya kalap dan langsung emosi.

Dari situlah yang dianggap pemicu hingga kemudian terjadilah peristiwa yang di alami Brigadir J anak buahnya itu.

Pernyataan ini kemudian menjadikan alasan netizen menyerang keterangan Komnas Perempuan ini.

Sebelumnya diketahui, pasca rekonstruksi yang dilakukan oleh Polri terkait kasus pembunuhan Birgadir J di rumah Ferdy Sambo, beberapa fakta akhirnya terkuak.

Bahkan salah satu fakta yang menarik adalah dimana ada sosok yang hendak melarikan diri dari rumah Ferdy Sambo, pasca Brigadir J ditembak.

Sosok tersebut diungkapkan langsung oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Baca Juga: Deolipa: Putri dan Kuat Maruf Kedapatan Oleh Yoshua Lagi ML Lalu Difitnah Agar Tidak Ketahuan Ferdy Sambo

Dilansir dari program Dua Sisi TV One, Kapolri jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan jika ada satu sosok yang mencoba kabur dari TKP penembakan.

Orang yang mencoba kabur tersebut adalah Kuat Ma'ruf alias Om Kuat.

Menurut Kapolri, peranan Kuwat Maruf alias Om Kuat dalam pembunuhan ini sebagai orang yang mengancam Brigadir J.

Om Kuat ternyata mengancam korban yakni Brigadir J sehari sebelum terjadinya penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo Jalan Duren Tiga Jakarta Selatan.

Bahkan, ancaman pembunuhan yang dilakukan Om Kuat pada Brigadir J itu menggunakan dua bilah pisau.

Dalam rekonstruksi terungkap, Om Kuat menyerahkan dua bilah pisau dan handy talky (HT) kepada saksi yang bernama Prayogi.

Prayogi adalah ajudan Ferdy Sambo yang lain.

Om Kuat melarang Yosua naik ke atas menemui Putri Candrawathi, karena membuat Putri sakit.

Jika naik ke atas dia akan dibunuh.

Usai mengancam Brigadir J, Om Kuat juga diketahui mencoba melarikan diri usai penembakan Brigadir J.

Ancaman Om Kuat kepada Brigadir J juga dibenarkan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.

"Kan sudah banyak beredar info keterangan pacar almarhum J yang menyatakan diancam skuad-skuad lama," kata dia.

"Si Om Kuat orang lama bawa pisau (mengancam kalau almarhum J naik ke atas)," kata Agus.

Agus menerangkan hal ini dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi yang sudah diperiksa oleh Polri.

Agus menyebut pisau tersebut hanya digunakan Om Kuat untuk mengancam Brigadir J.

Tapi tidak sampai dilakukan kontak fisik dengan pisau tersebut.

Entah ini ada hubungan atau tidak, Brigadir J pernah menyampaikan curhatan lewat panggilan telepon kepada kekasihnya.

Brigadir J menyebut istilah 'skuat atau squad lama' yang mengancamnya.

Om Kuat termasuk skuad lama karena telah 14 tahun bekerja pada Ferdy Sambo dan telah menjadi orang kepercayaan.

Sementara itu, kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, mengungkap adanya ancaman pembunuhan terhadap Brigadir J.

Kamaruddin bercerita, pada akhir Juni 2022 atau sekira satu minggu sebelum insiden penembakan, Brigadir J curhat kepada sang kekasih, Vera Simanjuntak, bahwa ia akan pergi meninggalkan orang tersayangnya tersebut.

Brigadir J berpamitan kepada Vera bahkan memohon maaf atas segala kesalahannya sembari menangis.

Bahkan berpesan kepada Vera agar mencari laki-laki sebagai penggantinya.

Saat itu, Vera Simanjuntak menduga bahwa kekasihnya tersebut tengah sakit.

Brigadir J kemudian menceritakan soal ancaman pembunuhan yang diterimanya.

Vera pun menanyakan dari siapa ancaman tersebut berasal, skuad lama atau skuad baru.

“Diantara mereka ini sudah paham yang mana skuad lama yang mana skuad baru,” kata Kamaruddin.

Skuad yang dimaksud menurut Kamaruddin adalah ajudan dari Irjen Ferdy Sambo.

Kamaruddin lalu menyebut, ancaman tersebut muncul diduga karena Brigadir J berprestasi dan disayang oleh atasannya.

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, Kuat Ma'ruf alias Om Kuat mengaku emosional karena mengetahui peristiwa yang disebutnya tidak senonoh di rumah Ferdy Sambo di Magelang.

"Setelah dia mengetahui ada peristiwa yang tidak senonoh itu," ucapnya.

"Nggak tahu, dia cuma marah, nggak (ada perintah), itu memang pisau yang tergeletak disitu tapi itu rangkaian peristiwa saja," ujarnya.

Pisau Kuat Maruf terungkap dalam rekonstruksi pembunuhan berencana Brigadir J yang digelar di rumah dinas Ferdy Sambo.

Dalam reka ulang adegan digambarkan, Om Kuat mulanya berada di ruang tengah lantai satu rumah Sambo saat Brigadir J ditembak.

Dia melihat langsung proses eksekusi di mana Sambo memerintahkan Richard Eliezer atau Bharada E menembak Yosua.

Selain Kuat, di ruangan itu terdapat ajudan Putri Candrawati yang kini juga telah ditetapkan sebagai tersangka, Ricky Rizal atau Bripka RR.

Sesaat setelah Brigadir J tewas, Kuat keluar dari rumah Sambo.

Baca Juga: Sah Jadi Tersangka, Kuasa Hukum Putri Chandrawati: Kita Buktikan di Pengadilan

Dia menuju jalan di depan rumah mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) itu.

Kuwat Maruf Ditenggarai Berniat Kabur saat Mau Ditangkap

Kuat merupakan asisten rumah tangga (ART) Irjen Ferdy Sambo yang merangkap sopir pribadi istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati

Warga sipil itu ditetapkan sebagai tersangka bersamaan dengan penetapan tersangka Ferdy Sambo.

Hal ini tampak saat dia akan ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.

Dibalik sikapnya yang garang, Om Kuat ternyata pengecut karena sempat mau melarikan diri.

Hal ini diungkapkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Dalam pemaparannya Jenderal Listyo Sigit Prabowo membeberkan pengakuan Bharada E yang menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo.

Keterangan dituangkan di dalam berita acara pemeriksaan (BAP) kemudian Bharada E meminta perlindungan untuk jadi justice collaborator.

Setelah itu, polisi menangkap dua tersangka Bripka Ricky Rizal dan asisten rumah tangga Ferdy Sambo,  Kuat Maruf.

"Kuat Maruf sempat akan melarikan diri, namun diamankan dan berhasil ditangkap," katanya.

Berdasarkan keterangan Bharada E, Brigadir Ricky dan Kuat Maruf akhirnya Ferdy Sambo mengakui perbuatannya. ***

Editor: Silvester Yunani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x