Bersama EcoNusa, Kemendikbudristek Bangkitkan Kembali Sekolah Adat

- 11 Februari 2022, 12:28 WIB
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Sjamsul Hadi.
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Sjamsul Hadi. /Tangkapan layar/Antara/Virna P Setyorini

LABUAN BAJO TERKINI - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya memajukan kebudayaan di Tanah Air.

Salah satunya dengan membangkitkan kembali Sekolah Adat bersama EcoNusa di Papua Barat.

"Yang jadi perhatian bersama yaitu penguatan sumber daya manusia," kata Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek Sjamsul Hadi, di acara Outlook EcoNusa 2022 secara hybrid, Kamis 9 Februari 2022.

Baca Juga: Begini Hasil Analisa Roy Suryo Terkait Video Syur Mirip Briptu Christy

Menurut dia, ada beberapa hal yang menjadi perhatian Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan dalam upaya pemajuan kebudayaan, yakni berkaitan dengan pengetahuan tradisional serta ekspresi budaya tradisional.

Selanjutnya adat istiadat, ritus, tradisi lisan, seni budaya, bahasa, permainan rakyat dan olahraga tradisional.

Ditjen Kebudayaan mengapresiasi upaya Bupati Sorong Johny Kamaru, yang memberikan keberpihakan untuk kebudayaan, khususnya untuk masyarakat adat.

Baca Juga: Ridwan Kamil Dorong Pembangunan IKN Berprinsip Seperti Membuat Baju

Bersama Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, ia mengatakan sudah mengunjungi Malaumkarta yang menjadi rumah masyarakat adat Moi di Kabupaten Sorong, Papua Barat, dan melihat ada beberapa hal yang memang perlu mendapatkan perhatian bersama.

"Semoga kita bisa hadir tahun ini dan tahun depan mendorong sekolah adat dan juga pemanfaatan hasil hutan yang ada di kawasan Malaumkarta," ujar Sjamsul Hadi.

Ia juga mengapresiasi upaya Bupati Sorong mencabut sejumlah izin perusahaan yang belum memanfaatkan lahannya secara optimal dan mengembalikannya untuk dikelola masyarakat.

Baca Juga: Ketua DPD RI: Menakertrans Harus Beri Kepastian Hukum Bagi Pekerja Migran Indonesia

Yang kemudian menjadi perhatian bersama adalah penguatan sumber daya sehingga masyarakat siap memanfaatkan potensi yang ada dan berakar berbasis kebudayaan.

Bersama EcoNusa, ia berharap kiranya program tersebut dapat disinergikan, tidak hanya dengan Kemendikbudristek tapi juga kementerian lainnya.

CEO Yayasan EcoNusa Bustar Maetar mengatakan, akan membangkitkan kembali sekolah adat di Sorong, dan itu juga menjadi program Ditjen Kebudayaan untuk membangkitkan nilai budaya sehingga dipelajari lagi oleh anak muda, mengingat kebudayaan merupakan proses transformasi penting.

"Tanpa itu kita tidak akan hidup seperti sekarang. Maka EcoNusa membuat hastag 'Beradat jaga hutan', 'Beradat jaga laut'. Indonesia merupakan negara berbudaya dan beradat, jadi nilai adat dan budaya itu dipegang dan diwariskan untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan," pungkasnya.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x