Sempat Gagal, Tenun Ikat Sumba Kembali Diperjuangkan Jadi Warisan Budaya Dunia

25 Februari 2022, 20:26 WIB
Tangkapan layar - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat. /Labuan Bajo Terkini/YouTube/@julie_sutrisno_laiskodat

LABUAN BAJO TERKINI - Tenun ikat Sumba, pernah diperjuangkan untuk mendapat pengakuan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) sebagai warisan budaya dunia.

Hanya saja, perjuangan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013 itu belum membuahkan hasil.

Hal ini ternyata tak mematahkan semangat untuk kembali memperjuangkan tenun ikat Sumba supaya mendapatkan pengakuan UNESCO.

Kali ini, giliran Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memperjuangkan hal ini.

Baca Juga: 19 Tahun Manggarai Barat, Edistasius Endi: Jangan Jadi Tamu di Rumah Sendiri

"Kami berupaya untuk berjuang kembali agar tenun ikat Sumba bisa mendapatkan pengakuan dari UNESCO," tutur Ketua Dekranasda Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, di Kupang, Jumat 25 Februari 2022.

"Kali ini tenun ikat Sumba bergabung dengan tenunan dari seluruh Indonesia," imbuh istri Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, ini.

Ia menjelaskan alasan utama di balik perjuangan jilid dua ini. Dikatakan, salah satu kekayaan intelektual rakyat NTT adalah kain tenun dan dari berbagai motif.

"Tenun ikat Sumba punya banyak varian, sehingga segera diajukan ke UNESCO untuk dijadikan sebagai warisan budaya dunia," tandas Julie Sutrisno Laiskodat.

Baca Juga: Polres Manggarai Barat Endus Dugaan Pemberangkatan Pekerja Antarpulau Secara Ilegal

Ia menambahkan, pada sebuah acara nasional di Dekranasda NTT bersama Ibu Wakil Presiden, sudah ada gagasan bersama Dekranasda NTT dan Dewan Kerajinan Nasional untuk membawa tenun NTT ke UNESCO.

Bukan itu saja, sebab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga telah melakukan pertemuan bersama pihak UNESCO guna membahas persyaratan termasuk melakukan survei ke NTT.

Mengingat tenun ikat banyak, maka tenun ikat Sumba menjadi perwakilan dari NTT bersama tenun ikat daerah lainnya, untuk diajukan ke UNESCO.

Baca Juga: Ini Penjelasan Pemerintah Soal Pencabutan Status Pandemi Covid-19 dan Masa Endemi

Julie Sutrisno Laiskodat menyebut, proses penilaian secara nasional untuk tenun ikat Sumba oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 18 Februari 2022 sudah diumumkan.

Dari hasil seleksi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (Intangible Cultural Heritage of Indonesia), disebutkan bahwa kain tenun ikat Sumba masuk nominasi untuk diajukan ke UNESCO.

Ini juga yang membuat pihaknya yakin dengan pengajuan tenun ikat Sumba ini ke UNESCO. Apalagi, apabila pengajuan ini disetujui, maka akan ada banyak dampak positif yang didapat.

Baca Juga: Menkominfo Beberkan 10 Jenis Pekerjaan yang Paling Diminati Saat Ini

Salah satunya, melindungi kekayaan intelektual kain tenun yang dimiliki oleh daerah penghasil dari pemalsuan dan penggunaan tanpa izin dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Di samping itu, demikian Julie Sutrisno Laiskodat, akan mendorong pelestarian kebudayaan dan industri kreatif wilayah penghasil yang bermuara pada peningkatan perekonomian masyarakat.

Jika tenun ikat Sumba lolos di UNESCO, lanjut dia, juga akan memperkuat diplomasi perlindungan kekayaan intelektual di dunia internasional melalui Organisasi Hak Atas Kekayaan Intelektual Dunia dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Serta meningkatkan kebanggaan masyarakat penghasil tenun akan warisan kebudayaan. Hal itu akan meningkatkan apresiasi dari pemangku kepentingan, masyarakat umum dan konsumen akan tenun ikat," pungkas Julie Sutrisno Laiskodat.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler