Komnas Disabilitas Kawal Kasus Rudapaksa Anak di Rana Mese

6 Februari 2022, 12:37 WIB
Anggota Komnas Disabilitas /Labuan Bajo Terkini/HO- KND

LABUAN BAJO TERKINI- Komisi Nasional Disabilitas (KND) menanggapi kasus pemerkosaan terhadap anak disabilitas tunawicara yang berumur 2 tahun di Desa Golo Ros, Kecamatan Rana Mese, Manggarai Timur yang terjadi pada 27 Januari 2022 lalu. 

Anak tunawicara berinisial P tersebut diperkosa oleh pria yang diketahui bernama Iren.

Terkait kasus tersebut, anggota Komisi Nasional Disabilitas , Jonna Damanik meminta kepolisian menindak tegas dan proses hukum kepada pelaku harus sesuai aturan yang berlaku yakni UU perlindungan anak.

Jonna juga meminta agar semua pihak memperhatikan hak-hak penyandang disabilitas.

Baca Juga: Kutuk Pelaku Rudapaksa di Rana Mese, FORKOMA PMKRI Matim Desak Polisi Bertindak Tegas

"Hal ini sesuai UU No.8 tahun 2016 pasal 5 ayat 3, bahwa anak penyandang disabilitas memiliki hak perlindungan khusus dari diskriminasi, penelantaran, pelecehan, eksploitasi serta kekerasan seksual." katanya.

Untuk itu, lanjutnya, KND mengajak lembaga-lembaga hak asasi manusia dan lembaga terkait (Kepolisian, Komnas HAM, KPAI, Komnas Perempuan, Kompolnas, LPSK) secara serius mengawal tuntas kasus-kasus kekerasan terhadap anak, agar tidak terulang lagi.

"Maka, KND sebagai lembaga yang mendapat tugas dalam penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas akan mengawal proses hukum dan pemulihan korban agar masa depan anak terus diperhatikan." ujarnya.

Baca Juga: Theresia Wisang Agas Mengutuk Keras Pelaku Rudapaksa Anak Disabilitas di Rana Mese

Sementara, Kikin Tarigan yang juga anggota KND memandang bahwa kasus ini sering terjadi bahkan berulang-ulang. Hal ini menandakan bahwa, kelompok rentan seperti anak dan disabilitas masih sering mengalami kekerasan seksual.

"Untuk itu, KND mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak takut menyampaikan atau melaporkan kasus-kasus yang menimpa kelompok rentan seperti anak dan disabilitas." ungkapnya.

Secara khusus, UU no.8 tahun 2016 pasal 125 menegaskan, pemerintah daerah wajib menyediakan unit layanan informasi dan tindak cepat untuk perempuan dan anak penyandang disabilitas yang menjadi korban kekerasan.

Baca Juga: Pelaku Pemerkosaan Anak di Rana Mese Sudah Diperiksa Namun Belum Ditahan
"Untuk memastikan hal tersebut, KND meminta kasus seperti ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah dengan pembentukan regulasi perlindungan disabilitas di level daerah." ujarnya.

Menurutnya, isu-isu terkait disabilitas masih luput dari urgensi perhatian pemerintah daerah. Ia kemudian meminta Pemda agar serius memperhatikan regulasi tersebut.

"Maka kami juga meminta pemda secara serius memperhatikan perintah UU tersebut." tutupnya.***

Editor: Silvester Yunani

Tags

Terkini

Terpopuler