Jadi Kunci Utama Atasi Perubahan Iklim Global, Indonesia dan Jerman Didorong Duduk Bersama

3 Februari 2022, 06:40 WIB
Ilustrasi perubahan iklim global. /Pixabay

LABUAN BAJO TERKINI - Indonesia dan Jerman, dinilai menjadi dua negara yang menjadi kunci utama dalam upaya mengatasi perubahan iklim global.

Indonesia pada tahun ini memegang Presidensi G-20, sebuah kelompok yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia sekaligus penghasil 75 persen emisi dunia.

Adapun Jerman, merupakan presiden kelompok 7 negara maju (G7), yang tentu saja memiliki pendanaan untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca Juga: Bupati Manggarai Barat: Masyarakat Wae Sano Sudah Setujui Proyek Geothermal, Tahapan Jalan Terus

"Indonesia memiliki peran penting dalam upaya mengatasi perubahan iklim global," kata Co-Founder Global Citizen New York, Michael Sheldrick, Rabu 2 Februari 2022.

"Kepemimpinan Indonesia bisa memainkan peranan penting untuk menyuarakan hal-hal yang tepat (terkait perubahan iklim)," imbuhnya, dalam Climate Heroes Series bertajuk The G20 Presidency: How to Defend the Planet yang diadakan secara daring.

Menurut dia, Indonesia bisa bekerja sama dengan Jerman guna memastikan komitmen pendanaan untuk mengatasi perubahan iklim.

Kedua negara, demikian Michael Sheldrick, bisa menjalin kombinasi kerja sama yang sangat kuat untuk menekankan urgensi dan menghasilkan langkah nyata untuk segera mengatasi perubahan iklim.

Baca Juga: Kunjungan Wisman ke Indonesia Anjlok Selama Tahun 2021

"Saya rasa Jerman bisa memainkan peranan kuat untuk memimpin upaya dan duduk bersama dengan Indonesia," katanya.

Ia menilai salah satu inisiatif yang cukup berhasil yang dihasilkan dari Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-26 (COP26) tahun lalu adalah paket transisi energi senilai 8,5 miliar dolar Amerika untuk menghentikan penggunaan batubara di Afrika Selatan dan beralih ke energi terbarukan.

Dan saat ini, lanjut Michael Sheldrick, perlu ada semangat kemitraan yang murni yang mendukung wacana transisi energi sehingga bisa menghasilkan komitmen pembiayaan dan benar-benar memulai revolusi energi.

"Dan saya rasa salah satu hal besar yang dihasilkan G-20 tahun lalu adalah membuahkan kesepakatan bahwa kita semua setuju bahwa kita harus mengurangi emisi yang cukup besar untuk menghindari peningkatan suhu global di atas 1,5 derajat celsius," pungkas Michael Sheldrick.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler