Baca Juga: Anak-anak Manggarai Timur Kehilangan Ruang Bermain yang Nyaman, Kekerasan Seksual Terus Meningkat
Benidiktus Hibur, paman dari anak-anak itu, mengaku siap untuk mengasuh dan menghidupi keempat keponakannya tersebut.
"Saya masih bisa urus mereka ini. Kalau pun ada bantuan dari pemerintah dan orang-orang baik, silahkan. Kita terbuka. Tetapi, kami berusaha agar mereka tidak jauh dari keluarga. Kami semua sayang mereka," ungkap Beni sembari mengusap air mata.
Ia pun tak bisa berkata banyak, sebab duka kepergian saudari mereka masih menyelimuti hati semua keluarga. Ia hanya berdoa dan berharap akan ada cara terbaik dari Tuhan untuk empat keponakannya tersebut.
"Saat ini memang banyak orang-orang baik datang ke sini untuk bahas bagaimana anak-anak ini. Tetapi kami belum bisa mengambil keputusan, karena masih duka. Kami terbuka kepada siapa pun yang hendak membantu dan peduli kepada mereka," imbuh dia.
Febrianus Harianto (17), anak sulung dari keempat bersaudara itu, mengaku sangat terpukul dengan kepergian ibundanya pada pekan lalu.
Namun, ia tetap tegar. Baginya, kepergian ibunda adalah takdir yang tak bisa ditolak sebagai manusia.
"Satu harapan kami sekarang adalah bisa melanjutkan sekolah. Saya sekarang kelas 3 SMA. Impian besar saya harus lanjut kuliah supaya bisa urus 3 adik ini," tutur Febri sambil menyeka air matanya.***