Kisah Getir 4 Anak Yatim Piatu di Manggarai Barat, Hidup di Gubuk Tua tanpa Listrik, Ingin Lanjut Sekolah

- 30 Maret 2022, 08:02 WIB
4 kakak beradik di Bentala, Desa Mbuit, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT
4 kakak beradik di Bentala, Desa Mbuit, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT /Labuan Bajo Terkini/Istimewa

LABUAN BAJO TERKINI- Sungguh pedih nasib 4 kakak beradik di Bentala, Desa Mbuit, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT ini.

Mereka kini harus hidup tanpa kasih sayang kedua orangtua.

Sang ayah telah berpulang pada beberapa tahun silam. Pekan lalu, ibunda mereka juga dipanggil yang Mahakuasa akibat menderita TBC.

Baca Juga: Warga Desa Pota Wangka di Manggarai Barat Belum Nikmati Listrik

Sepeninggalan almarhum ayah, mereka hidup bersama almarhuma mama di sebuah rumah yang sudah usang. Memang berlantai semen dan setengah tembok. Tetapi, dinding gedeknya sudah banyak lubang.

Rumah itu juga belum memiliki meteran listrik. Padahal listrik PLN sudah masuk wilayah itu belum lama ini.

Menurut penuturan keluarga dan tetangga, almarhuma ibunda mereka memang tak bisa berbuat banyak setelah sang suami berpulang ke pangkuan Maha Kuasa. Hidup mereka memang begitu sengsara.

Sekarang ini, hidup keempat kakak beradik itu lebih sengsara. Mereka kehilangan segalanya.

Goris Gato, keluarga sekaligus tetangga mereka, menuturkan, sejak ayah dari anak-anak itu meninggal tahun lalu, mereka tinggal bersama ibu di rumah tersebut. Almarhuma ibu dengan segala upaya menghidupkan mereka.

Namun, sejak tahun lalu, ibu mereka sudah sakit-sakitan. Sedari itu, hidup mereka mulai sengsara. Bahkan untuk makan pun sangat susah.

"Hidup mereka sangat sengsara. Untuk makan saja mereka ini susah. Kadang mereka tidak ada beras. Untungnya tetangga selalu peduli dengan mereka," tutur Goris saat ditemui media ini di halaman rumah yang didiami anak-anak, Senin.

Baca Juga: Lumpuh Bertahun-tahun, Matias Sasar Dapat Bantuan Kursi Roda dari Yayasan Puspita Bangun Bangsa

Ia menyebut, 4 anak tersebut ada yang sudah sekolah. Ada yang tidak lanjut karena tak ada biaya.

Ia mengatakan, anak sulung dari keempat bersaudara itu kini duduk di kelas 3 SMA Lando, atas nama Febrianus Harianto (17).

Anak kedua atas nama Naldi (14). Ia sempat masuk SMP, tetapi tidak lanjut karena tidak ada biaya. Ia juga bertugas menjaga dua adiknya di rumah sejak almarhuma ibunda mereka sakit.

Ketiga, atas nama Sebastian Sabat (5) dan keempat Christiani Milka Setia (2).

"Saat ini paman siap urus mereka empat ini," katanya.

Ia pun berharap Pemda Manggarai Barat atau pun orang-orang baik agar bisa peduli dengan keempat anak tersebut untuk bisa melanjutkan sekolah. Begitu pun bantuan sosial.

"Paling utama masa depan mereka ini. Kalau yang sulung sampai selesai SMA, tentu dia bisa mengurus adik-adiknya nanti. Yang kedua juga begitu. Dia bisa lanjutkan SMP. Semoga ada perhatian khusus bagi 4 bersaudara ini," ungkapnya.

Baca Juga: Anak-anak Manggarai Timur Kehilangan Ruang Bermain yang Nyaman, Kekerasan Seksual Terus Meningkat

Benidiktus Hibur, paman dari anak-anak itu, mengaku siap untuk mengasuh dan menghidupi keempat  keponakannya tersebut.

"Saya masih bisa urus mereka ini. Kalau pun ada bantuan dari pemerintah dan orang-orang baik, silahkan. Kita terbuka. Tetapi, kami berusaha agar mereka tidak jauh dari keluarga. Kami semua sayang mereka," ungkap Beni sembari mengusap air mata.

Ia pun tak bisa berkata banyak, sebab duka kepergian saudari mereka masih menyelimuti hati semua keluarga. Ia hanya berdoa dan berharap akan ada cara terbaik dari Tuhan untuk empat keponakannya tersebut.

"Saat ini memang banyak orang-orang baik datang ke sini untuk bahas bagaimana anak-anak ini. Tetapi kami belum bisa mengambil keputusan, karena masih duka. Kami terbuka kepada siapa pun yang hendak membantu dan peduli kepada mereka," imbuh dia.

Febrianus Harianto (17), anak sulung dari keempat bersaudara itu, mengaku sangat terpukul dengan kepergian ibundanya pada pekan lalu.

Namun, ia tetap tegar. Baginya, kepergian ibunda adalah takdir yang tak bisa ditolak sebagai manusia.

"Satu harapan kami sekarang adalah bisa melanjutkan sekolah. Saya sekarang kelas 3 SMA. Impian besar saya harus lanjut kuliah supaya bisa urus 3 adik ini," tutur Febri sambil menyeka air matanya.***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x