Dokter Spesialis THT Beberkan 4 Gejala Rinitis Alergi Pada Anak

- 25 April 2024, 18:28 WIB
Dokter Spesialis THT Beberkan 4 Gejala Rinitis Alergi Pada Anak
Dokter Spesialis THT Beberkan 4 Gejala Rinitis Alergi Pada Anak /

LABUAN BAJO TERKINI- Dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) RS UI dr. Niken Lestari Sp. THTBKL Subs. AI(K) mengatakan orang tua perlu mengetahui empat gejala khas dari rinitis alergi yang terlihat pada anak.

Empat gejala khas rinitis alergi ini, yaitu bersin berulang, hidung gatal, hidung meler, dan hidung tersumbat, terutama pada waktu tertentu dan tidak disertai demam.

"Kalau mengalami minimal dua dari empat gejala, bisa dicurigai kalau rinitis alergi, gejalanya muncul terutama malam dan pagi hari, bedanya dengan flu bisa pagi, siang, malam dan disertai demam, kalau rinitis muncul terutama malam dan siang hari tanpa demam," kata Niken dalam diskusi daring yang diikuti di Jakarta, Kamis.

Baca Juga: Kemenkes Sebut Kasus TBC Pada Anak di Indonesia Meningkat Pada Tiga Tahun Terakhir

Selain gejala khas tersebut, ada pula gejala lain yang dapat terlihat oleh mata atau dengan pemeriksaan fisik seperti warna gelap di bawah mata karena hidung yang penuh dan tersumbat, sering mengrenyitkan wajah, menggoyangkan hidung dan memejamkan mata karena rasa gatal, dan gigi geligi bagian depan terlihat lebih menonjol karena sering bernapas lewat mulut dan ada morbiditas.

"Selain gejala khas, bisa ditemukan gejala lain seperti telinga gatal atau rasa penuh, dapat ditemukan gangguan hidung, tidak peka penciuman, sakit kepala, tenggorokan langit-langit gatal, batuk dan gangguan tidur seperti mendengkur, tambah Niken.

Niken mengatakan menurut data WHO, 35 persen anak mengalami rinitis alergi, dan pemicu paling sering adalah zat alergen yang terhirup seperti tungau atau kutu debu rumah yang tak terlihat di tempat tidur, sofa atau karpet.

Penyebab lainnya adalah serbuk dari sayap serangga seperti kecoa, serbuk sari rumput dan pohon, dan bulu binatang seperti kucing dan anjing.

Agar rinitis alergi tidak menjadi berkepanjangan, perlu ada kombinasi tata laksana mulai dari penghindaran alergen dengan kontrol lingkungan, pemberian Obat-obatan, imunoterapi, dan lebih lanjut ada pembedahan jika alergi menyebabkan morbiditas penyakit lain serta edukasi.

Halaman:

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x