Hasil Penelitian, Anak Perempuan Remaja Paling Rentan Alami Gangguan Disformik Tubuh

- 1 April 2024, 21:25 WIB
Ilustrasi remaja perempuan
Ilustrasi remaja perempuan /Labuan Bajo Terkini/Pixabay

LABUAN BAJO TERKINI- Sebuah hasil studi Universitas College London menyebutkan, anak perempuan khususnya remaja berpotensi enam kali lebih sering  alami gangguan Disformik tubuh.

Dismorfik tubuh atau yang lebih dikenal dengan Body Dysmorphic Disorder (BDD) diketahui  dapat memberi dampak negatif pada kualitas hidup anak.

Dilansir dari Medical Daily, Senin (1/4), gangguan dismordik tubuh merupakan suatu kondisi kesehatan mental di mana penderitanya merasa terdapat kekurangan pada fisiknya dan dipikirkan secara berlebihan.

Baca Juga: Psikolog Sebut Kekhawatiran Karena Masalah Keuangan Bisa Sebabkan Gangguan Kesehatan Mental

Pada studi tersebut, penyakit mental itu mampu membuat penderitanya merasakan emosi negatif yang berdampak signifikan pada kualitas hidup. Kondisi tersebut seringkali tidak terdeteksi dan penderitanya sulit mendapatkan pengobatan di usia mudanya.

Profesor Psikolog dari Universitas College London, Georgina Krebs menyebut biasanya penderita mengalami gejala seperti berpikir berlebihan tentang kekurangan atau kecacatan tubuh yang mungkin dirasa tidak penting oleh orang lain.

Gejala lainnya, yaitu penderita berulangkali memeriksa penampilannya di depan cermin atau mengambil foto dirinya (selfie) sambil mengalami serangan panik saat melihat kekurangan pada dirinya, merasa malu atau jijik pada tubuhnya, merasa takut karena berpikir orang lain akan menatap, menghakimi atau mengolok tubuhnya.

Krebs yang juga menjabat sebagai pemimpin Peneliti Georgina Krebs itu mengatakan gejala selanjutnya adalah timbul rasa memerlukan prosedur medis berulang, seperti bedah kosmetik, untuk memperbaiki kekurangannya hingga pikiran untuk menyakiti diri sendiri.

Penyebabnya sendiri belum diketahui secara pasti. Tapi para ahli percaya bahwa faktor-faktor seperti genetika, struktur otak, pengaruh budaya, dan riwayat pengalaman masa kecil yang buruk termasuk pelecehan, penelantaran, atau intimidasi dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut.

Halaman:

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x