"Saya bangga pemerintah Indonesia sangat menghargai dinamika yang ada. Makanya ada diskusi-diskusi selama ini. Pemerintah bahkan sudah berupaya menjawab keraguan masyarakat. Pertama, mengubah desain. Kedua, menambah aktivitas berupa konservasi air," ucapnya.
Karena itu, ia mendukung proyek geothermal Wae Sano tetap dilanjutkan. Apalagi dari kajian Keuskupan Ruteng, proyek ini juga direkomendasikan untuk dijalankan.
Baca Juga: Menkominfo: Presiden Sigap Tangani Pandemi Melalui Akselerasi Transformasi Digital
Selanjutnya Aleksander Lambut, pensiunan guru yang juga tokoh masyarakat Wae Sano, juga menegaskan dukungannya atas proyek ini. Apalagi sejak awal, pihaknya mengikuti seluruh proses yang dilakukan pemerintah dan perusahaan.
"Kami ikuti prosesnya, dan kami selalu dilibatkan baik oleh pemerintah maupun perusahaan. Itu artinya kami dihargai. Apalagi masukan-masukan kami sejak awal juga diakomodir. Misalnya soal ganti untung, dan lainnya," tutur Aleksander.
Sedangkan Paulus Dulu, tokoh adat Kampung Nunang, Desa Wae Sano, menegaskan bahwa pemerintah sudah sangat maksimal berusaha untuk mendengarkan suara masyarakat. Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, bahkan turun langsung mendengarkan aspirasi masyarakat.
"Bupati sendiri turun. Bahkan hampir semua masukan masyarakat diakomodir. Artinya, pemerintah sudah sangat serius mendengarkan masyarakat," ucapnya.
"Tentang mereka yang menolak, agak susah memang mencari titik temu. Sebab diundang untuk sosialisasi tidak hadir, hadir juga walk out. Kan sulit untuk menyamakan persepsi," pungkas Paulus Dulu.***