Mereka Layak Dikenang, Para Misionaris Eropa yang Berjasa Membangun Manggarai di Berbagai Bidang

- 18 Februari 2023, 18:43 WIB
Mereka Layak Dikenang, Para Misionaris Eropa yang Berjasa Membangun Manggarai di Berbagai Bidang
Mereka Layak Dikenang, Para Misionaris Eropa yang Berjasa Membangun Manggarai di Berbagai Bidang /Labuan Bajo Terkini/Istimewa

Pater Rosmalen, begitu sapaan akrabnya, merupakan misionaris yang berjasa dalam bidang pendidikan di Manggarai. Ia adalah tokoh dibalik STKIP St. Paulus Ruteng yang ini menjadi UNIKA Santu Paulus Ruteng, Universitas Katolik pertama yang ada di Flores.

Pater Rosmalen menginjakan kaki pertama di Manggarai pada 1949 saat usianya masih 29 tahun saat itu. Selain dikenal sebagai pendiri Perguruan Tinggi pertama di Manggarai, ia juga merupakan pendiri sekaligus kepala sekolah pertama SMP Tubi Ruteng.

Mimpi besarnya membangun sekolah tinggi di bumi Manggarai diawali dengan mendirikan Kursus Pendidikan Kateketik (KPK) pada 11 November 1959. KPK lalu bertransformasi menjadi Akademi Pendidikan Kateketik pada 1968.

Kurang dari 20 tahun setelahnya, lembaga itu melalui surat Keputusan Mendikbud Nomor 0360/0/1986 resmi menjadi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) St. Paulus Ruteng.

Pada Mei 2019 lalu, karya Pater Rosmalen itu lalu disempurnakan menjadi Universitas oleh Pemerintah Republik Indonesia. Namun, saat itu Pater Rosmalen sudah tiada. Ia berpulang selamanya pada 2015 pada usia 95 tahun.

3. Stanis Ograbek, SVD

Pater Stanis Ograbek
Pater Stanis Ograbek

Jika dia misionaris sebelumnya merupakan penjara di bidang pendidikan, sosok Pater Stanis terbilang unik. Ia adalah misionaris yang fokus pada pembangunan infrastruktur jalan di Manggarai.

Pastor kelahiran Polandia tahun 1937 ini merupakan perintis beberapa jalan raya yang ada di Flores Barat. Ia tiba di Flores pada era 60 an bersama 20 Pastor lain asal Polandia.

Di Manggarai ia berkarya kurang lebih 30 tahun. Ia adalah sosok Pastor yang berani menantang medan bahaya serta jurang terjal demi membuka keterisolasian karena ketiadaan jalan raya.

Salah satu karya Pater Stanis yang menjadi jejaknya di Manggarai adalah jalan Pela - Ramut di Kecamatan Satarmese dan Satarmese Barat. Pada jalur itu, tebing bebatuan yang dikenal dengan sebutan Kebe Gego di Desa Ngkaer berhasil ia pahat dan menyulap nya menjadi jalan raya.

Halaman:

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x