LABUAN BAJO TERKINI - Marselinus Masri Urus (46) menggeluti usaha tanaman hias, Taman Fernando Asri Lancang (TFAL) di Lancang, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, sejak 2004 silam
Bunga – bunga itu ia didatangkan dari Jawa, Kalimantan, Sumatra. Selain itu ada juga tanaman bunga lokal seperti kadaka dan pakis. Secara keseluruhan ada 375 jenis tanaman hias.
Masri menuturkan, kecintaanya terhadap tanaman hias sejak ia mengenyam pendidikan tinggi di Jawa 20 tahun silam.
Baca Juga: Manager Industri Minyak dan Gas Bumi Ini Masuk Radar Golkar untuk Cawabup di Pilkada Matim 2024
Baca Juga: Pria di Manggarai Barat,NTT, Bakar Rumah Sendiri
Baca Juga: Mabuk Miras, Pria Ini Mencoba Bunuh Wartawan
Usaha itu terus berlanjut saat kembali ke kampung halaman, Labuan Bajo 2004 silam.
“Belajar tanaman hias ada proses. Selain indah, kita juga mendapatkan hal plus berupa oksigen,” katanya.
Dikatakan, tanaman hias itu tidak hanya dijual tetapi dirental sesuai keinginan konsumen. Sekali rental tanaman hias itu dibanderol harga senilai Rp.50.000 per pot.
“Kalau bunga yang paling mahal di sini Anthurium Jemani harganya 15 juta – 60 juta. Dulu saya beli dua helai daun kecil 150.000. Anggrek senilai Rp. 750.000. Bonsai cendrawasih 5 juta – 10 juta,” bebernya.
Selama ini, ia membangun mitra dengan pegusaha hotel, bank, dan pemerintah setempat.
“Dulu di Hotel Inayabay 75 pot. Kalau di BRI, BNI juga pernah itu harganya 150.000 per pot per hari. Kalau mini garden itu senilai 5 juta-15 juta. Dekorasi pesta, 10-15 juta,” beber Masri.
Ia mengatakan usah tanaman hias perlu ketekunan dan ketabahan hati.
“Manfaatkan potensi yang ada. Sabar dan tetap tekun. Pasti bisa,” pintanya.