NTT Krisis Petani Milenial, Ansy Lema: Semangat Poktan Bhinneka Membawa Harapan

13 Desember 2021, 09:09 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema, SIP, MSi, saat berdiskusi dengan anggota Poktan Bhinneka, di Oebelo, Kabupaten Kupang, NTT. /Facebook/@Yohanis Fransiskus Lema, SIP, MSi

LABUAN BAJO TERKINI - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat potensial dalam sektor pertanian. Namun, sektor ini sedang menghadapi ancaman serius.

Krisis air, banyaknya lahan tidur, alih fungsi lahan produktif, rendahnya kualitas produk, hingga minimnya kecenderungan generasi muda menjadi petani, adalah beberapa tantangan besar sektor pertanian di Bumi Flobamora itu.

Bahkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 menunjukkan bahwa total petani yang berusia di bawah 25 tahun di NTT hanya 10.527 jiwa. Sedangkan petani berusia di atas 45 tahun berjumlah 487.007 jiwa.

Krisis petani milenial ini, mendapat perhatian khusus dari anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema, SIP, MSi. Politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Ansy Lema ini pun merasa sangat senang ketika ada anak-anak muda yang memiliki semangat untuk bertani.

Baca Juga: Labuan Bajo Destinasi Wisata Super Premium, Hermawi Taslim: Masyarakat Lokal Jangan Kalah Gesit

Kamis 2 Desember 2021 lalu buktinya, Ansy Lema mengunjungi para petani milenial yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Bhinneka, di Oebelo, Kabupaten Kupang, NTT.

Pria kelahiran 27 Maret 1976 ini turun langsung memberikan dukungan dan menyemangati para petani milenial, karena terkesan dengan kerja keras dan semangat yang ditunjukkan anggota Poktan Bhinneka.

"Saya sangat senang apabila ada anak muda yang memiliki semangat berwirausaha di bidang pertanian dengan memanfaatkan lahan yang ada," tulis Ansy Lema, di halaman akun Facebook miliknya @Yohanis Fransiskus Lema, SIP, MSi, dikutip Labuan Bajo Terkini, Senin 13 Desember 2021.

Baca Juga: NasDem NTT Panaskan Mesin Politik Jelang Pemilu 2024

Bagi jebolan Program Magister Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia Jakarta ini, semangat, niat dan komitmen untuk mengembangkan usaha pertanian hortikultura dari Poktan Bhinneka yang beranggotakan 10 anak milenial dari berbagai daerah di NTT itu seperti membawa harapan di tengah krisis petani milenial.

"Kehadiran petani muda sangat diperlukan untuk regenerasi, pembangunan dan peningkatan produktivitas pertanian di NTT," ujarnya.

Estafet petani selanjutnya, demikian Ansy Lema, ada di pundak generasi muda yang memiliki inovasi dan gagasan kreatif yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian.

Baca Juga: 86 Persen Kapal Wisata di Labuan Bajo Beroperasi Ilegal, Ini Rekomendasi KPK

Ia menambahkan, dunia pertanian saat ini tidak lagi ditangani secara tradisional, tetapi sangat terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk menghasilkan produk pertanian yang unggul dan berdaya saing.

Ansy Lema berharap akan semakin banyak generasi milenial yang tergerak untuk memajukan sektor pertanian di NTT. Apalagi, sektor pertanian terbukti menjadi salah satu sektor yang berdaya tahan selama masa pandemi Covid-19 ini.

Selain bercerita dan mendengarkan beberapa aspirasi anggota Poktan Bhinneka, Ansy Lema juga memberikan tambahan bantuan berupa obat rumput supremo, supretox serta tangki semprot.

Baca Juga: Pelaku Usaha di Labuan Bajo Lalai Bayar Pajak, KPK: Jangan Hanya Cari Untung

Sebelumnya pada tanggal 17 Oktober 2021 lalu, Ansy Lema mendapat pesan dari salah satu anggota Poktan Bhinneka yang sedang menggarap lahan seluas 130 are dan mengebor air.

Poktan Bhinneka memiliki semangat yang kuat untuk menggarap lahan bahkan siap ditanami, namun justru mengalami kekurangan modal untuk membeli benih pare dan tomat.

Ansy Lema yang terkesan dengan semangat mereka kemudian menggelontorkan bantuan berupa benih tomat dan pare.

Baca Juga: Langgar Sempadan Pantai, Hotel Bintang Lima di Labuan Bajo Didenda

"Antusiasme, inisiatif dan kerja keras untuk bertani kaum milenial seperti Poktan Bhinneka, harus didukung," kata Ansy Lema.

Ia tak lupa memberikan pesan kepada anggota Poktan Bhinneka, bahwa wajah baru pertanian NTT yang modern, mandiri, produktif, dan berkelanjutan ada pada generasi muda.

"Bertani itu pilihan. Maka menjadi petani yang sukses harus penuh perjuangan. Menjadi petani tidak boleh berkecil hati. Dalam meraih kesuksesan, hal terpenting adalah keuletan dan militansi," pesan Ansy Lema.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Tags

Terkini

Terpopuler