Julie Laiskodat Hadiri Panen Perdana Ikan Lele Sistem Bioflok di Labuan Bajo

- 9 Maret 2022, 19:17 WIB
Julie Sutrisno Laiskodat saat panen perdana Ikan Lele hasil pengembangan Kelompok Ikan St. Theresia di Labuan Bajo
Julie Sutrisno Laiskodat saat panen perdana Ikan Lele hasil pengembangan Kelompok Ikan St. Theresia di Labuan Bajo /Labuan Bajo Terkini/Elvis

LABUAN BAJO TERKINI- Anggota Komisi IV DPR RI, Julie Sutrisno Laiskodat menghadiri panen perdana ikan lele sistem Bioflok di Merombok, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, NTT, Rabu 9 Maret 2022.

Anggota Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem) tersebut datang bersama rombongan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta didampingi langsung oleh Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi dan Ketua DPR, Martinus Mitar.

Adapun panen perdana ini dilakukan di kelompok Ikan St. Theresia dampingan RD.Kornelis Ardin yang berlokasi di tanah milik Keuskupan Ruteng di kompleks Kapela Merombok.

Baca Juga: Dua Tahun di DPR RI, Julie Laiskodat Beberkan Hasil Kinerja

Julie Sutrisno Laiskodat dihadapan para anggota kelompok ikan St. Theresia mengatakan, program budidaya ikan ini merupakan usaha pemerintah di hulu berupa pemberian bibit dan fasilitas.

Sementara di hilir, lanjut Julie, para anggota kelompok harus bisa memanfaatkan bantuan bibit ikan dan fasilitas yang ada untuk dikembangkan sehingga berdampak pada kesejahteraan anggota kelompok.

"Di hulu itu dikasi bibit , dikasih fasilitas oleh kementerian yang pasti harus dijaga, kalau ini tidak sukses ini tidak sukses tidak bisa ngajuin apa-apa lagi. Pastikan juga harus ada cara hitung sebagai pengusaha nya, jangan hanya sekedar habis begitu saja karena tidak paham enterpreneur, "kata Julie.

Baca Juga: Julie Soetrisno Laiskodat Sumbang 72 Ekor Babi di 3 Kecamatan di Kabupaten Manggarai

Pada kesempatan tersebut, ketua PKK dan Dekranasda NTT itu juga meminta kelompok tersebut untuk mengajukan proposal peralatan untuk pengolahan ikan.

"Nanti untuk kelompok ibu-ibu  di Dekranasda itu ada fasilitas alat  untuk ikan yang bisa diolah jadi abon supaya ada hasil produk olahan seperti abon ikan dan lain-lain, " ungkapnya.

Dia juga berjanji siap membantu memasarkan produk ikan lele milik kelompok St Theresia serta membantu memroses perijinan untuk produk olahan.

Sementara itu, Ketua Kelompok Ikan St. Theresia, RD. Kornelis Ardin menjelaskan, budidaya ikan lele  yang dilakukan kelompok yang ia pimpin telah dimulai sejak November 2021 lalu.

Menurut Romo Dino, sapaan akrab RD Kornelis, jumlah benih yang dibantu kementerian awalnya sebanyak 20 ribu. Namun karena jenis air yang digunakan telah terkontaminasi, maka 10 persen benih mati.

Baca Juga: Perkuat Literasi Politik, Julie Laiskodat Apresiasi Kehadiran Politician Academy di NTT

"Yang menjadi kesulitan kami berkaitan dengan air. Kita harapkan ada bantuan untuk sumur bor karena air selokan terkontaminasi dan menyebabkan ikan mati, " kata Romo Dino.

Dia juga mengaku berterima kasih kepada pihak Pemerintah yang telah membantu kelompoknya dengan bibit sehingga bisa memanen ikan lele yang siap dipasarkan.

Ke depan, kata Romo Dino, selain terus membudidayakan ikan lele jumbo, pihaknya akan mengembangkan tanaman hortikultura dengan memanfaatkan pupuk organik dari air pada tempat budidaya ikan lele.

"Air ikan itu mengandung pupuk, Tadi saya minta ada bantuan Green House untuk pengembangan tanaman hortikultura. Selama ini kami sudah tanam dan hasilnya bagus, " ungkapnya.

Dari hasil penjualan ikan Lele yang telah dipanen hari ini, dia mengaku akan memanfaatkan hasil penjualan untuk mendatangkan bibit baru ikan lele jumbo dari Malang, Jawa Timur.

Saat ini, hasil panen perdana ikan lele milik kelompok St. Theresia ditaksir menembus lebih dari 1 ton. Adapun harga penjualan ikan diganjar dengan Rp50 ribu setiap kilo nya.***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x