Ini 15 Kegiatan Eksplorasi Geothermal Wae Sano, Paling Akhir Pengeboran

3 Februari 2022, 13:16 WIB
Antropolog dan peneliti sosial yang juga Penasehat Senior Kepala Kantor Staf Presiden Drs R Yando Zakaria. /Labuan Bajo Terkini/HO-PT Geo Dipa Energi

LABUAN BAJO TERKINI - Kegiatan eksplorasi panas bumi di Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), akan dilaksanakan sepanjang dua tahun ke depan.

Menurut Antropolog dan Peneliti Sosial Drs R Yando Zakaria, ada 15 kegiatan utama dalam eksplorasi geothermal Wae Sano.

"Ada sebanyak 15 aktivitas sepanjang eksplorasi panas bumi Wae Sano ini," papar Yando Zakaria, kepada Labuan Bajo Terkini, Kamis 3 Februari 2022.

Penasehat Senior Kepala Kantor Staf Presiden ini kemudian merincikan 15 kegiatan eksplorasi tersebut.

Baca Juga: Masyarakat Adat Wae Sano Dukung Proyek Geothermal, Tegaskan Tak Ada Konflik Horizontal

Satu, penyampaian IPP (Indigenous People Plan) atau Rencana Penanganan Masyarakat Adat Proyek Geothermal Wae Sano, kepada masyarakat Wae Sano.

Dokumen IPP ini berisi empat hal penting, yakni informasi mekanisme pengambilan keputusan bersama; rangkaian kegiatan sepanjang eksplorasi; program kemanfaatan/ pengembangan masyarakat; serta mekanisme penanganan keluhan masyarakat.

Dokumen IPP ini telah disetujui oleh masyarakat adat Wae Sano, dalam forum Lonto Leo (di beberapa daerah lain di Manggarai disebut Lonto Leok, red), Januari lalu.

Lonto Leo tersebut masing-masing telah dilaksanakan tanggal 20 Januari 2022 pagi di Kampung Taal; 20 Januari 2022 sore di Kampung Lempe; dan 24 Januari 2022 pagi di Kampung Nunang. Lonto Leo juga digelar di tingkat Desa Wae Sano, yang berlangsung tanggal 25 Januari 2022.

Baca Juga: Bupati Manggarai Barat: Masyarakat Wae Sano Sudah Setujui Proyek Geothermal, Tahapan Jalan Terus

Dengan selesainya penyampaian IPP, yang diikuti dengan berita acara penandatanganan dokumen oleh masyarakat adat Wae Sano, maka kegiatan pertama eksplorasi geothermal Wae Sano telah selesai dilakukan.

Dua, penyebaran informasi proyek terkait perubahan desain teknis proyek akan disesuaikan dengan komunitas adat yang terkait langsung dengan rencana kegiatan.

Beberapa perubahan dimaksud, seperti perubahan prioritas pengeboran dari Wellpad B ke Wellpad A. Selain itu rencana desain teknis Wellpad A, berupa perubahan desain dan layout, penempatan watter treatment plan 1 dan rencana jalur pipa air pengeboran serta brine.

Ada pula rencana teknis jalan melingkar Danau Sano Nggoang; rencana penggunaan Wellpad E sebagai area fasilitas penunjang seperti basecamp dan laydown serta opsional stasiun pompa; rencana baru desain pengeboran Wellpad D; dan rencana awal penggunaan lokasi basecamp menjadi opsional stasiun pompa.

Baca Juga: Gaduh Geothermal Wae Sano, Marten Mitar: Kalau Bukan Ahli, Jangan Bicara Seolah-olah Ahli

Tiga, melanjutkan pertemuan di tingkat kampung untuk pembentukan Panitia Kampung di Kampung Lokong, Desa Pulau Nuncung, dan Kampung Nggoang yang belum terbentuk panitianya.

Untuk membentuk Panitia Kampung, akan dihadiri oleh Tu'a Golo, Pemerintah Desa, dan tokoh agama.

Panitia Kampung yang sudah dibentuk, selanjutnya bersama masyarakat diberikan penjelasan dan pengumpulan umpan balik tentang mekanisme dan prosedur penanganan keluhan yang akan diterapkan sepanjang kegiatan eksplorasi.

Empat, kelanjutan penyediaan lahan fase 1 yang mengikuti usulan desain teknis proyek termasuk perubahan penggunaan lahan.

Baca Juga: Pemilik Lahan Titik Pengeboran Geothermal Wae Sano: Bermanfaat Bagi Banyak Orang, Saya Rela

Lima, inisiasi perencanaan dan lokakarya komunitas tentang program kemanfaatan atau pengembangan masyarakat yang dilanjutkan dengan pelaksanaan sepanjang eksplorasi.

Enam, pemberian informasi terkait mobilisasi dan rencana kegiatan pembersihan, pelebaran, perkerasan, dan konstruksi jalan akses fase 1 dari Wae Lolos sampai Taal.

Tujuh, pelaksanaan survei desain sipil, geoteknik, ESIA, UKL-UPL, kadastral, LARAP, serta dokumen dan kajian lainnya untuk pembaharuan dokumen kajian dampak lingkungan dan sosial berdasarkan perubahan desain teknis.

Delapan, penyebaran informasi dan penggalian umpan balik dari para pihak pemangku kepentingan proyek, terutama masyarakat terdampak, terkait potensi dampak dan usulan mitigasi terhadap proses pengembangan atas usulan perubahan desain teknis.

Baca Juga: Paulus Dulu, Awalnya Menolak Kini Mendukung Proyek Geothermal Wae Sano

Sembilan, pelaksanaan penyediaan lahan fase 2 yang meliputi area pengeboran dan jalan lingkar Danau Sano Nggoang.

Sepuluh, penyampaian informasi terkait kegiatan mobilisasi, pembersihan, pelebaran, perkerasan, dan konstruksi di lapangan yang akan dilaksanakan oleh proyek untuk fase 2 dan sepanjang masa waktu eksplorasi proyek.

Sebelas, penyampaian informasi terkait rencana mobilisasi peralatan dan perlengkapan hingga material pengeboran.

Dua belas, penyampaian informasi terkait operasi pengeboran di Wellpad A dan D.

Baca Juga: PT Geo Dipa Energi Jamin Proyek Geothermal Wae Sano Tak Merusak Lingkungan

Tiga belas, penyampaian informasi rencana pelaksanaan Uji Sumur.

Empat belas, rencana pengadaan tenaga kerja lokal oleh proyek dan kontraktor sesuai dengan aktivitas fisik di lapangan, seperti kegiatan konstruksi dan pengeboran.

Lima belas, pelaksanan pengeboran.

"Untuk seluruh kegiatan ini, semuanya dikonsultasikan dengan masyarakat, supaya masyarakat tidak kaget," pungkas Yando Zakaria.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Tags

Terkini

Terpopuler