Masih Jadi Misteri, Berikut Dua Versi Supersemar

- 11 Maret 2021, 07:30 WIB
Soekarno dan Soeharto/Dokumen Pikiran Rakyat
Soekarno dan Soeharto/Dokumen Pikiran Rakyat /

LABUAN BAJO TERKINI- 11 Maret 1966 atau 55 tahun silam, surat perintah sebelas maret (Supersemar) diterbitkan.

Sampai saat ini isi supersemar yang asli hanya menjadi misteri. Ragam versi menceritakan supersemar. Mulai dari kisah pelengseran Soekarno hingga aksi aksi penumpasan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) yang konon diamanatkan Presiden Soekarno kepada Soeharto.

Berikut beberapa 3 Versi Supersemar dari Arsip Nasional Republik Indonesia yang dirangkum LABUAN BAJO TERKINI dari berbagai sumber.

Baca Juga: Rektor Al-Azhar Sebut Kunjungan Paus Fransiskus Memberi Kesembuhan Bagi Luka-luka Rakyat Irak

Versi Mantan Panglima TNI Jenderal M Jusuf


Naskah Supersemar versi mantan Panglima TNI Jenderal M Jusuf menyebut, Komandan Tjakrabirawa Brigjen Saboer mengetik surat ini dengan karbon rangkap tiga (cara lama untuk menggandakan surat dengan mesin ketik).

Surat pertama diserahkan dan ditandatangani Presiden Sukarno. Surat itulah yang kemudian dikenal sebagai naskah asli yang diserahkan Brigjen Basuki Rachmat pada Jenderal Soeharto. Setelah diserahkan pada Soeharto, naskah itu tak pernah lagi terlihat.

Kopi kedua surat disebut disimpan oleh Brigjen Saboer. Sedangkan kopi surat ketiga diambil oleh Jenderal Muhammad Jusuf.

Rupanya, baik kopi kedua dan ketiga Supersemar tidak pernah ditandatangani oleh Presiden Soeharto. Namun soal surat itu tak pernah disinggung-singgung lagi oleh Jenderal Muhammad Jusuf. Sampai kematiannya pun, dia tak pernah membahasnya.

"Kalau surat yang asli sudah dibawa Basuki (Rachmat) ke Soeharto. Jadi jangan kau tanyakan lagi padaku," kata dia dalam biografinya, Panglima Para Prajurit yang ditulis Atmadji Sumarkidjo.

Baca Juga: Memaknai Isra Miraj Wapres Ajak Umat Mencontohi Sikap Kepemimpinan Rasulullah

Versi Pemerintah Orde Baru

Selama masa orde baru, Versi supersemar yang beredar mencantumkan 3 poin, Berikut isi Supersemar seperti versi yang banyak beredar semasa Orde Baru:

1. Mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya Revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS, demi untuk keutuhan Bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi.

2. Mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-Panglima Angkatan Lain dengan sebaik-baiknya.

3. Supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut paut dalam tugas dan tanggung jawabnya seperti tersebut di atas.

Perbedaan versi Supersemar selama 55 tahun berlalu membuat generasi bangsa ini bingung soal sejarah terbitnya dokumen bersejarah ini.***

Editor: Silvester Yunani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x