Bagi Ilmu Kelola Klub Sepak Bola dengan Prilly Latuconsina, Erick Thohir: Hati-hati dengan 'Ego'

- 8 Februari 2022, 09:20 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir dan aktris Prilly Latuconsina saat live di Instagram.
Menteri BUMN Erick Thohir dan aktris Prilly Latuconsina saat live di Instagram. /Tangkapan layar/Instagram/@erickthohir

LABUAN BAJO TERKINI - Menteri BUMN Erick Thohir mengingatkan aktris Prilly Latuconsina yang telah resmi menjadi pemilik klub Persikota Tangerang, tentang godaan bernama 'ego' dalam mengelola klub sepak bola.

Ia melontarkan hal itu, menjawab permintaan Prilly Latuconsina agar memberinya saran dalam mengelola bisnis sepak bola, saat bincang-bincang dalam siaran langsung melalui Instagram, Senin 7 Februari 2022.

Prilly Latuconsina meminta itu, mengingat Erick Thohir telah lama berkecimpung di industri olahraga, baik di dalam negeri maupun di Eropa.

Baca Juga: Kepada Erick Thohir, Prilly Latuconsina Mengaku Sedang Berbagi Hati

Menurut Erick Thohir, strategi pengelolaan klub sepak bola di Eropa tidak bisa serta merta diimplementasikan di Indonesia. Bahkan, pengelolaan klub sepak bola di Eropa juga berbeda dari Amerika Serikat.

Di Amerika Serikat, kata dia, pendapatan klub sepak bola berasal dari televisi, tiket menonton pertandingan dan merchandise.

Adapun di Eropa, pendapatan klub sepak bola berasal dari televisi, sponsorship, tiket menonton pertandingan dan merchandise.

"Bukannya di Amerika tidak perlu sponsor. Tetapi memang media market di Amerika luar biasa powerful, mereka perlu konten sebanyak-banyaknya," papar pria yang pernah dipercaya sebagai Direktur Keuangan Persija Jakarta itu.

Baca Juga: Prilly Latuconsina Resmi Jadi Pemilik Klub Persikota Tangerang

"Di Indonesia beda lagi. Kita memang kebanyakan masih dari sponsor, lalu ticketing, medianya sedikit, merchandise-nya sedikit," lanjut Erick Thohir.

Dengan perbedaan pendapatan seperti itu, Erick Thohir menyarankan Prilly Latuconsina perlu memiliki cara mengatur budget yang agak berbeda.

"Contoh kalau saya bilang 55 persen pengeluaran berdasarkan revenue, kalau di Amerika mungkin mudah diprediksi, kalau di Eropa juga mudah. Tetapi masalahnya kalau di Eropa bola sudah sesuatu yang dikutiin setiap hari, mereka kadang tidak disiplin masalah gaji," ucapnya.

Baca Juga: Diperkuat Prilly Latuconsina, Persikota Target Promosi ke Liga 2

Khusus di Indonesia, menurut dia, memang masih mencari bentuk. Sebab pendapatan klub sepak bola masih dari sponsor.

"Jadi itulah kenapa mestinya di Indonesia harus disiplin lagi karena ketidakpastian pendapatan dari income bukan dari media," tandas pria yang pernah menjadi Wakil Komisaris Persib Bandung itu.

Menariknya, Erick Thohir juga mengingatkan Prilly Latuconsina bahwa sepak bola punya godaan yang bernama 'ego'.

Baca Juga: Erick Thohir: BUMN Kini Jadi Kapal Induk Besar, Bukan Menara Gading

Ego, menurut dia, dapat menutup mata pemilik untuk melihat klub sepak bola dari sudut pandang bisnis.

"Harus diseimbangkan antara ego dan bisnis. Memang tidak mudah. Tetapi saya yakini, kalau kita mau berdisiplin dan me-manage tidak hanya mengejar sebuah nama saja," ujarnya.

"Ego harus di-breakdown. Ini yang saya rasa penting, juga harus dekat dengan fans," lanjut Erick Thohir.

Ia bahkan mengibaratkan fans bagai darah bagi klub sepak bola. Filosofinya, fans menitipkan klub kepada sang pemilik, sehingga pemilik harus mengelola klub seperti aset bersama.***

Editor: Marianus Susanto Edison


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x