"Melalui program ini akan terintegrasi pengelolaan peternakan dari hulu ke hilir. Dari penggemukan hingga kotoran ternak harus memberi nilai ekonomisnya," ucapnya.
Abdul Halim Iskandar berharap, program itu dapat menyejahterakan masyarakat desa serta menurunkan kebutuhan impor, khususnya pemenuhan kebutuhan daging dan swasembada daging sapi nasional.
Berdasarkan data Kemendes PDTT, produksi daging sapi di Indonesia pada tahun 2016 mencapai titik tertinggi yakni 518.484 ton, atau naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya.
Adapun pada tahun 2017, produksi daging sapi turun menjadi 486.319,7 ton. Selanjutnya tahun 2018, mengalami kenaikan kembali menjadi 497.971,7 ton.
Untuk tahun 2019, naik menjadi 504.802,29 ton, dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan kembali mencapai 515.627,74 ton.***
Editor: Marianus Susanto Edison
Sumber: Antara