Survei: Elektabilitas PDIP, Gerindra dan Golkar Masih Mendominasi

4 Februari 2022, 22:41 WIB
Kolase logo PDIP, Partai Golkar dan Partai Gerinda. /Kolase/Instagram

LABUAN BAJO TERKINI - Elektabilitas PDIP, Partai Golkar dan Partai Gerindra masih mendominasi dalam berbagai survei, baik di akhir tahun 2021 maupun di awal tahun 2022 ini.

Hal ini juga ditunjukkan dalam survei terbaru yang dirilis Center for Political Communication Studies (CPCS), di Jakarta, Jumat 4 Februari 2022.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada periode 21-31 Januari 2022 tersebut, tingkat elektabilitas tiga partai politik tersebut masih jauh di atas partai politik lainnya.

"Elektabilitas PDIP sebesar 15,8 persen, disusul Gerindra (13,0 persen) dan Golkar (8,1 persen)," papar Direktur Eksekutif CPCS, Tri Okta, melalui keterangan tertulisnya.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi 9 Kali, Tinggi Abu Vulkanik Mencapai 1.000 Meter

Jika tiga partai ini mendominasi, maka dari survei CPCS, tingkat elektabilitas sejumlah partai politik lainnya cenderung menunjukkan stagnan atau tidak ada perubahan.

Meski begitu, ada juga politik yang menunjukkan kenaikan, seperti ditunjukkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan elektabilitas 5,1 persen.

Berdasarkan hasil survei tersebut, elektabilitas PSI menduduki posisi lima besar di bawah PKB (6,5 persen), atau di atas Partai Demokrat (6 persen), PKS (4,6 persen), dan Partai NasDem (4,3 persen).

Baca Juga: Geothermal Wae Sano Mengganggu Ruang Hidup, Yando Zakaria: Itu Misinformasi!

Menurut Tri Okta, kecenderungan elektabilitas PSI meningkat karena faktor sikap kritis terhadap kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, termasuk di antaranya terkait pembangunan stadion dan penanganan banjir.

PSI sendiri tidak memiliki kursi di tingkat DPR RI pada Pemilu 2019, namun sudah meraih perwakilan di DPRD Provinsi DKI Jakarta.

“Di balik serangan kritik PSI terhadap Anies Baswedan, terjadi semacam simbiosis mutualisme yakni baik PSI maupun Anies Baswedan sama-sama berjuang untuk bisa maju ke kancah nasional,” ujar Tri Okta.

Baca Juga: Wisman yang Berkunjung ke Bali Diizinkan Mampir ke Labuan Bajo dan Daerah Lain

Ia menilai, DKI Jakarta sebagai barometer politik nasional sehingga menjadi ajang rebutan berbagai kekuatan politik.

Dalam survei ini, CPCS melakukan survei wawancara tatap muka langsung terhadap 1.200 orang responden mewakili seluruh provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode "multistage random sampling", pada periode 21-31 Januari 2022, dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan tingkat kesalahan kurang lebih 2,9 persen.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler