Presiden Jokowi: Hentikan Ekspor Bahan Mentah!

18 Januari 2022, 14:17 WIB
Presiden Jokowi meresmikan smelter nikel milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang terletak di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. /Facebook/@Presiden Joko Widodo

LABUAN BAJO TERKINI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pandemi Covid-19 tidak boleh menghentikan transformasi besar ekonomi yang tengah dilakukan oleh pemerintah, yakni ekonomi yang memiliki nilai tambah tinggi.

Karena itu, pemerintah berusaha untuk menghentikan ekspor bahan mentah, 'tradisi' yang sudah dilakukan selama beratus tahun sejak zaman VOC.

"Sudah berapa ratus tahun kita mengirim bahan mentah ke luar, utamanya ke Eropa. Sejak zaman VOC. Ini harus kita hentikan," kata Presiden Jokowi, sebagaimana dikutip Labuan Bajo Terkini dari halaman Facebook @Presiden Joko Widodo, Selasa 18 Januari 2022.

Baca Juga: Polres Manggarai Barat Gagalkan Penyelundupan BBM Lintas Provinsi

Terkait upaya penghentian ekspor bahan mentah ini, Indonesia sudah memulainya dengan menghentikan ekspor nikel berupa bahan mentah dan menggantinya dengan bahan jadi dan setengah jadi.

"Setelah nikel, menyusul bauksit, tembaga, dan sebagainya," tegas Presiden Jokowi.

Jika nikel diekspor dalam bentuk bahan mentah, imbuhnya, maka hanya akan menghasilkan USD1 miliar atau setara Rp14-15 triliun.

"Setelah pelarangan ekspor bahan mentah itu, akhir tahun kemarin ekspor kita untuk besi baja, yang merupakan turunan dari nikel, menghasilkan USD20,8 miliar atau Rp300 triliun," ucapnya.

"Dari Rp15 triliun melompat menjadi Rp300 triliun dan membuka lapangan pekerjaan yang banyak sekali," lanjut Presiden Jokowi.

Baca Juga: BMKG: Waspada Bencana Hidrometeorologi Basah Pekan Ini, Termasuk di NTT

Kebijakan penghentian ekspor bahan mentah tambang ini, diakuinya bukan tanpa tantangan. Pada awalnya, Indonesia dikecam oleh negara-negara lain, dan diadukan hingga ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Namun, Indonesia tidak akan menghentikan kebijakan tersebut. Kita ingin nilai tambah itu ada di Tanah Air. Sehingga selain memberikan penerimaan negara yang makin besar berupa pajak, royalti, penerimaan negara bukan pajak, juga bisa membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya," pungkas Presiden Jokowi.

Sebelumnya pada 27 Desember 2021, Presiden Jokowi meresmikan smelter nikel milik PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang terletak di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Smelter ini berkapasitas produksi 1,8 juta ton per tahun.

Baca Juga: Sebanyak 80 Usulan Nama Calon Ibu Kota Negara, Presiden Jokowi Memilih Nusantara

Kepala Negara sangat mengapresiasi pembangunan smelter oleh GNI, yang akan memberikan nilai tambah yang tidak sedikit dari bijih nikel yang diolah menjadi feronikel.

"Nilai tambahnya bisa meningkat 14 kali. Jika bijih nikel diolah menjadi billet stainless steel, nilai tambahnya akan lebih tinggi lagi, yakni 19 kali lipat. Sebuah nilai yang tidak sedikit," tutur Presiden Jokowi, ketika itu.

"Sekali lagi, saya mendukung penghentian ekspor nikel dalam bentuk mentah, dan mendorong hilirisasi industri di dalam negeri," pungkasnya.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Tags

Terkini

Terpopuler