“Tahapan tidur gelombang lambat atau deep sleep dapat meminimalisasi dampak penuaan pada fungsi otak dan memfasilitasi pembersihan sisa metabolisme di otak, termasuk protein berlebih yang memicu penyakit Alzheimer," jelas Pase dikutip pada Minggu (31/3).
Kendati begitu, hingga saat ini Pase dan timnya masih belum yakin akan peran tidur gelombang lambat terhadap risiko demensia. Adapun temuan studi tersebut hanya menunjukkan kurangnya kecukupan tidur gelombang lambat mungkin menjadi faktor risiko pemicu demensia. ***