“Sinyal itu membantu otak membedakan antara siang dan malam, memungkinkannya membuat kita lebih terjaga di siang hari dan lebih mengantuk di malam hari,” kata Wu.
2. Mengonsumsi Makanan Tinggi Gula
Menurut studi pada Mei 2023 yang diterbitkan di Obesity, peserta penelitian yang mengonsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan selama sepekan, memiliki kualitas tidur lebih buruk daripada mereka yang diet sehat.
"Kami melihat aktivitas gelombang lambat, ukuran yang dapat mencerminkan seberapa nyenyak tidur seseorang," kata rekan penulis studi itu, Jonathan Cedernaes.
Menariknya, mereka melihat bahwa tidur nyenyak menunjukkan aktivitas gelombang lambat yang lebih sedikit ketika peserta memakan junk food, dibandingkan mereka yang konsumsi makanan sehat.
"Efek ini juga bertahan hingga malam kedua, setelah kami mengalihkan peserta ke pola makan yang sama," lanjutnya.
3. Tidak Terkena Sinar Matahari
Ritme sirkadian bekerja dengan paparan cahaya. Pada siang hari ketika kita terpapar cahaya, itu memberi sinyal ke otak bahwa itu adalah siang hari.
"Saat malam tiba, otak tahu sudah waktunya istirahat, dan saat itulah peningkatan produksi melatonin dimulai untuk mendorong tidur,” ujar pelatih sains tidur bersertifikat dan pakar kebersihan tidur di Sleep Advisor, Jill Zwarensteyn.
Baca Juga: Hasil Riset: Berhenti Rokok 10 Tahun Bisa Kurangi Resiko Kanker