Network
LABUAN BAJO TERKINI - Kanker payudara selama ini identik dengan sakit yang sering diderita kaum hawa.
Namun para ahli menyebutkan bahwa kanker payudara juga bisa dialami oleh kaum pria. Meskipun persentasenya jauh lebih kecil dari kaum perempuan.
“Kanker payudara dapat juga dialami oleh kaum pria, meskipun persentasenya sangat kecil, yakni kurang dari satu persen," kata Dokter Onkologi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang, dr Abdul Rachman, SpB(K) Onk, Selasa 22 Februari 2022.
"Sejauh ini, saya baru menemukan kurang dari lima kasus untuk kanker payudara pada pria,” imbuhnya, saat berbicara dalam rangkaian peringatan Hari Kanker Sedunia 2022 yang diselenggarakan oleh Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), di Jakarta.
Baca Juga: Formappi Kritik Kunker Komisi VIII DPR RI ke Labuan Bajo di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19
Dikatakan, pria bisa terkena kanker payudara, karena memiliki puting sebagaimana perempuan.
Namun yang membedakan adalah, pria tidak memiliki kelenjar susu serta jaringan hormon.
Ia pun membeberkan data di Amerika Serikat, di mana sekitar 1 persen dari seluruh kasus kanker payudara dialami pria.
“Di Amerika Serikat, kanker payudara pada pria terjadi sekitar satu persen dari seluruh kasus kanker payudara atau satu berbanding 100.000 penduduk,” jelas Abdul Rachman.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 5.8 Guncang Manggarai, Pusat Gempa 60 km Timur Laut Kota Ruteng
Pada kesempatan yang sama, ia pun memaparkan cara pengobatan untuk kasus kanker payudara, yakni pengobatan secara konvensional dan nonkonvensional.
Secara konvensional, dapat dilakukan melalui operasi, radiasi dan kemoterapi. Adapun nonkonvensional, dapat melalui herbal maupun komplementer.
“Namun, yang perlu dilakukan adalah melakukan pengecekan pada payudara itu sendiri. Itu penting agar pasien tidak datang ke layanan kesehatan pada kondisi stadium lanjut,” tandas Abdul Rachman.
Baca Juga: 5 Tipe Orang Yang Tidak Bisa Dipercaya, Nomor 3 Sering Kita Jumpai Setiap Hari
Sementara itu Ketua Umum YKPI, Linda Agum Gumelar, menyebutkan bahwa sekitar 70 persen pasien datang berobat ke dokter secara medis sudah dalam stadium lanjut.
"Sehingga kualitas hidupnya menjadi sangat rendah,” ujar Linda Agum Gumelar.
Ia pun mendorong agar masyarakat semakin menggalakkan 'Periksa Payudara Sendiri' atau SADARI serta 'Periksa Payudara Klinis' atau SADANIS.***
