INDEF Prediksi Kunjungan Wisman Tahun 2022 Belum Menggembirakan

10 Desember 2021, 11:19 WIB
Salah satu keindahan yang ditawarkan Labuan Bajo. /Labuan Bajo Terkini/Marianus Susanto Edison

LABUAN BAJO TERKINI - Para pelaku pariwisata optimistis kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) akan meningkat tahun 2022 mendatang, menyusul terus menurunnya kasus Covid-19.

Hanya saja, INDEF mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman global. Apalagi dengan adanya peluang gelombang ketiga, ditambah dengan varian Omicron Covid-19.

Variabel ini, dalam perkiraan INDEF, membuat pertumbuhan industri pariwisata pada 2022 belum menggembirakan. Demikian halnya dengan kunjungan Wisman, diprediksi belum kembali normal.

Baca Juga: 86 Persen Kapal Wisata di Labuan Bajo Beroperasi Ilegal, Ini Rekomendasi KPK

“Untuk turis internasional di 2022 tampaknya belum bisa berharap banyak, karena situasi pandemi masih terjadi. Banyak lembaga sudah memperkirakan bahwa memang situasinya membaik, tetapi belum normal seperti sedia kala,” kata Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad, dalam webinar nasional, sebagaimana dikutip Antara, Jumat 10 Desember 2021.

Ia menyebut, sektor pariwisata di Indonesia masih akan didominasi oleh wisatawan domestik dibandingkan dengan wisatawan internasional secara umum.

INDEF pun mengingatkan agar Indonesia perlu mewaspadai dan mengantisipasi kondisi terburuk adanya gelombang ketiga, dengan tetap menjaga pintu masuk utama lalulintas internasional.

Baca Juga: Pelaku Usaha di Labuan Bajo Lalai Bayar Pajak, KPK: Jangan Hanya Cari Untung

“Untuk 2022 ke depan, saya kira perlu ada antisipasi gelombang ketiga. Pintu utama masuk ini jangan sampai jebol. Setelah kita belajar dua kali menghadapi gelombang COVID-19, itu biasanya lag-nya sebulan,” ucapnya.

Tauhid Ahmad menambahkan, apabila tidak ada pandemi maka jumlah Wisman berada di kisaran angka 14 hingga 15 juta orang per bulan.

Namun karena dunia masih menghadapi pandemi, INDEF memprediksi jumlah tersebut akan jauh lebih rendah.

“Kalau kami lihat perkiraannya, ada situasi Omicron dan gelombang keempat mulai terjadi di banyak negara, maka memang jumlah wisatawan internasional tidak akan bergeser. Masih sekitar 140 hingga 150 ribu per bulan,” tutur Tauhid Ahmad.

Baca Juga: Menengok Sejarah Hingga Pesona 'Negeri di Atas Awan' Wae Rebo

Sementara apabila situasi pandemi mulai membaik dan sebagian negara terdekat mulai membuka pintu keluar-masuk, seperti China, Malaysia, dan Singapura, maka Indonesia memiliki peluang pertumbuhan pariwisata pada level moderat.

Terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2022, INDEF memperkirakan kenaikan dalam level moderat sekitar 5 persen, dengan mempertimbangkan sisi fiskal maupun kondisi faktor pendorong lainnya.

Menurut Tauhid Ahmad, pada tahun depan beberapa sektor di industri pariwisata akan tetap berdampak dengan mempertimbangkan peluang gelombang ketiga, seperti sektor transportasi dan pergudangan serta sektor akomodasi makan dan minum.

Baca Juga: Temuan KPK di Labuan Bajo: Banyak Aset Bermasalah Hingga Pelaku Usaha Lalai Bayar Pajak

Pada skenario biasa, sektor transportasi dan pergudangan diprediksi tumbuh sekitar 5,5 persen. Sedangkan apabila situasi pandemi dapat diatasi dengan baik dan mulai kembali normal, maka diperkirakan dapat tumbuh di atas 6,2 hingga 6,6 persen.

Khusus sektor akomodasi makan dan minum, diproyeksikan tumbuh sekitar 4,9 persen pada skenario biasa dan 5,6 hingga 5,9 persen pada skenario moderat hingga optimis.***

Editor: Marianus Susanto Edison

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler