FGD tersebut juga diharapkan menjadi ruang untuk mencari jalan keluar semua permasalahan yang bisa menjadi hambatan dalam pengembangan MICE di Labuan Bajo.
Pada FGD ini, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina, hadir sebagai pemateri pada Sesi pertama yang menjelaskan seputar Kesiapan Labuan Bajo sebagai tuan rumah KTT ASEAN.
Kesempatan tersebut digunakan Shana Fatina untuk menggali pendapat peserta FGD terkait kesiapan Labuan Bajo menyambut KTT ASEAN serta potensi pengembangan MICE di wilayah itu ke depan.
Pantauan media ini, peserta yang diberi kesempatan menyampaikan respon dan pandangan berbeda-beda seputar pariwisata Labuan Bajo dan berbagai permasalahan yang ada.
Selanjutnya pada sesi kedua, terdapat dua orang pemateri yakni Silvester Wanggel sebagai ketua PHRI Manggarai Barat dan Noorhadi Sadli selaku Staf Khusus Menparekraf sekaligus praktisi MICE di Labuan Bajo.
Baca Juga: KSP Minta Kenaikan Tarif Masuk TNK yang Diusulkan PT Flobamor Dicabut
Pada sesi tersebut keduanya berbicara seputar kolaborasi semua stakeholders dalam pengembangan wisata MICE di Labuan Bajo.
Sama halnya dengan sesi pertama, pada sesi kedua ini, suasana forum sangat hidup karena peserta menyampaikan beragam pendapat seputar kondisi terkini pariwisata Labuan Bajo dengan segala persoalannya.
Pentingnya Kolaborasi Pentahelix
Ditemui media usai FGD, Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina menyampaikan, salah satu kunci pengembangan MICE di Labuan Bajo ke depan ada kolaborasi pentahelix.