"Festival ini memberi ruang percakapan dan perjumpaan bagi masyarakat, pelaku ekonomi, pelaku seni, maupun kelompok lainnya; di sisi lain, ruang festival memberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri, mempromosikan identitas, dan yang paling penting menemukan kembali semaraknya kota ini terlebih setelah dilanda COVID-19,"kata Bupati Hery dalam sambutannya.
Baca Juga: Apes! 10 Ribu Wisatawan Batalkan Kunjungan ke Labuan Bajo Karena Kenaikan Tarif Masuk ke Komodo
Sementara itu, Ketua Dekranasda Provinsi Nusa Tenggara Timur Julie Sutrisno Laiskodat membicarakan tentang potensi baik kopi Nusa Tenggara Timur khususnya Manggarai namun menurutnya masih terkendala dalam pemasarannya.
Pada kesempatan itu Dia berbagi pengalamannya saat melakukan kunjungan ke luar negeri dan menemukan kopi kemasan luar negeri namun menggunakan label kopi Manggarai.
Dia berharap melalui penyelenggaraan festival ini, perhatian dan kesadaran untuk pengolahan dan pemasaran kopi yang lebih baik juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi.
Anggota Komisi IV DPR RI itu berpesan kepada para pejabat dan undangan yang hadir untuk membiasakan memesan kopi asli NTT saat berbelanja produk kopi di toko, restoran, kedai kopi dan tempat penjualan kopi lainnya.
Baca Juga: Dua Tahun di DPR RI, Julie Laiskodat Beberkan Hasil Kinerja
Baginya gerakan ini akan meningkatkan permintaan produk kopi lokal oleh para penjual kopi.