Tahun 2020, warga kampung Wakal setia menanti kehadiran PLN. Dari Januari hingga Desember kerinduan itu tak kunjung terobati. Lampu pelita, mesin generator dan sebagian lampu tenaga surya tetap jadi andalan mereka.
"Sekarang 2021 pak, kami sudah pasrah. Kami sudah tidak berharap lagi, mungkin kampung Wakal tidak ada dalam catatan PLN. PLN selalu memberi kami harapan palsu,"ketus Harum.
Baca Juga: Rasio Elektrifikasi Tembus 87 Persen, Wagub NTT Apresiasi PLN
Baik harum maupun warga kampung Wakal yang lain, hingga saat ini masih bingung keputusan PLN yang tak kunjung memperhatikan kampung mereka.
Kebingungan mereka cukup beralasan, pertama karena kampung mereka yang berada di tepi jalan Negara dan tidak menyulitkan PLN untuk pendropingan material seperti tiang listrik dan kabel.
Selain itu, jarak dengan dusun Pau yang sudah berlistrik relatif dekat dengan jarak sekitar 800 Meter membuat mereka mempertanyakan kebijakan PLN yang tak kunjung memperluas jaringan ke kampung mereka.***